Dosen Teknik Unimal Latih Warga Manfaatkan Minyak Jelantah dan Ampas Kopi untuk Bahan Sabun Cuci Piring

SHARE:  

Humas Unimal
Dosen Teknik Unimal Latih Warga Membuat Sabun Cuci Piring dari Minyak Jelantah dan Ampas Kopi di Kampung Kenine Kecamatan Timang gajah Bener Meriah akhir September lalu. Foto:Ist

UNIMALNEWS | Simpang Tiga Redelong– Sejumlah dosen Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) berupa kegiatan penyuluhan bagi warga masyarakat terkait pengolahan limbah rumah tangga yang dilaksanakan bagi masyarakat Kampung Kenine, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah akhir September lalu. Kegiatan ini dipusatkan di meunasah kampung setempat.  

Adapun penyuluhan yang dimaksud adalah pelatihan pengelolaan limbah minyak jelantah dan ampas kopi untuk dijadikan bahan pembuatan sabun cuci piring. Kegiatan ini menyasar kaum perempuan Kampung Kenine dan ikut dihadiri oleh aparatur desa setempat dengan total peserta 28 orang.

Dalam rilis yang diterima Unimalnews, Ketua tim PkM,  Rizka Mulyawan menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengedukasi manfaat minyak jelantah sebagai bahan baku pembuatan sabun cuci piring dengan ampas kopi sebagai bahan tambahan dalam memurnikan minyak jelantah kepada masyarakat.

“Kegiatan ini merupakan sebuah upaya untuk mendorong masyarakat untuk memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi produk yang bernilai seperti limbah minyak jelantah dan ampas kopi,”ujar Dosen Prodi Teknik Kimia Unimal ini.

Menurutnya, selama ini masyarakat menggunakan minyak jelantah secara berulang yang tentunya tidak baik bagi kesehatan. Selain itu, minyak jelantah juga selama ini dibuang begitu saja sehingga bisa membahayakan lingkungan. Penyuluhan ini dianggap penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pengolaan limbah terutama limbah rumah tangga.
 

Sementara itu, salah seorang anggota PkM, Agam Muarif menjelaskan bahwa sabun dibuat dengan menggunakan bahan kimia berupa KOH atau NaOH atau soda api yang mudah didapat dari toko bahan bangunan digunakan dalam reaksi penyabunan. Lanjutnya, reaksi penyabunan membutuhkan minyak yang relatif jernih sehingga penyaringan minyak jelantah perlu dilakukan. Ampas kopi digunakan dalam upaya  pemurnian minyak jelantah tersebut  Suhu reaksi berkisar 40°C selama kurang lebih satu jam adalah  kondisi reaksi penyabunan atau saponifikasi. Selanjutnya, pewarna dan dan pengharum bisa ditambahkan sesuai keinginan.

Penyuluhan pemanfaatan limbah minyak jelantah dan ampas kopi dalam pembuatan sabun cuci piring ini disambut baik oleh Reje Kampung Kenine, Saidi. Saidi mengungkapkan bahwa kegiatan ini bisa dimanfaatkan warga sebagai sarana untuk mendapatkan pengetahuan dan keahlian dalam memanfaatkan limbah. Namun menurutnya yang lebih penting adalah dapat mengubah pola pikir masyarakat dalam memanfaatkan limbah menjadi bahan yang lebih bernilai dari pada dibuang percuma sehingga bisa merusak lingkungan 

Salah seorang peserta, Ida Royani menyebutkan bahwa kegiatan penyuluhan ini memberi informasi baru bagi warga Kenine untuk menggunakan minyak jelantah sebagai sabun cuci piring. 

“Dengan adanya penyuluhan dari tim Universitas Malikussaleh ini, pikiran kami lebih terbuka dengan kemungkinan penggunaan limbah dapur menjadi sesuatu yang bermanfaat,”ucap Ida.

Selain Rizka Mulyawan dan Agam Muarif, anggota PKM lain yang terlibat adalah Ahmad Fikri dan Khairul Anshar. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengabdian kepada Masyarakat Skema Pemberdayaan Masyarakat yang dilaksanakan dengan dukungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Malikussaleh. [kur]


Kirim Komentar