UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Para perempuan yang mengalami kehilangan pasangan hidup akibat perceraian, kematian pasangan atau dengan status janda adalah satu tantangan emosional yang paling berat karena di dunia ini tidak akan ada seorang perempuan yang merencanakan jalan hidupnya untuk menjadi janda, baik karena kematian suami atau bercerai dengan pasangan hidupnya.
Permasalahan yang dialami perempuan yang hidup menjanda sangat komplek. Mereka harus membesarkan anak-anaknya seorang diri dan menghadapi permasalahan ekonomi, terutama jika saat menikah ia tidak bekerja dan hanya mengandalkan penghasilan dari suami. Otomatis, ketika tiba-tiba ia kehilangan suami yang selama ini menopang perekonomian keluarga, para janda pun tidak memiliki pemasukan tetap.
Hal tersebut mengakibatkan perempuan-perempuan yang menjadi janda sering dihadapkan pada kesulitan ekonomi. Untuk itu, akademisi fakultas pertanian yang terdiri dari kaum perempuan memiliki keinginan untuk meningkatkan kapasitas wanita berstatus janda (peserta kegiatan pengabdian) di Gampong Reuleut Timu yang merupakan desa binaan Universitas Malikussaleh. Peningkatan kapasitas ini nantinya diharapkan untuk dapat menghasilkan sumber ekonomi tambahan demi kesejahteraan hidup mereka.
Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Gampong Reuleut Timu pada hari Minggu tanggal 20 September 2023 yang dihadiri oleh ibu rumah tangga yang berstatus janda dan menyukai bidang kerajinan tangan. Tim pengabdian kepada masyarakat merupakan akademisi Fakultas Pertanian yang terdiri dari Usnawiyah MP, Hafni Zahara MSi, dan Cut Rozana Sari MSi. Kegiatan dengan skema pengabdian pemberdayaan masyarakat ini didanai oleh dana yang bersumber dari PNBP.
Selama proses pelatihan, peserta sangat serius berlatih dan memperhatikan arahan dari pelatih dan dosen fakultas pertanian yang melakukan pengabdian kepada masyarakat. Pemateri adalah Ruhani dari UMK Beujroh yang merupakan Binaan dari PT. Pupuk Iskandar Muda (PT.PIM) menjelaskan mengenai tata cara pembuatan tas dari anyaman pandan.
Usnawiyah MP selaku dosen dan ketua pengabdian menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada ibu-ibu yang berstatus janda di Gampong Reuleut Timu dalam menciptakan produk bernilai ekonomi tinggi dengan memanfaatkan pandan yang banyak terdapat dilingkungan sekitar.
“Pelatihan pembuatan tas anyam ini terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari pengenalan alat dan bahan yang digunakan pada saat proses pembuatan tas, pemilahan, pengeringan dan pewarnaan daun pandan, proses pemotongan, hingga teknik anyaman,” ungkapnya.
Salah satu perangkat desa menyatakan bahwa pelatihan ini merupakan langkah maju bagi desa mereka dalam memanfaatkan tanaman pandan sehingga memiliki nilai jual selain itu dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan taraf hidup ibu-ibu yang berstatus janda dalam menghidupi keluarganya.
Pelatihan yang dilakukan di Gampong Reuleut Timu ini menunjukkan hasil yang menggembirakan. Para ibu-ibu berhasil menghasilkan berbagai tas anyam dengan desain kreatif dan beragam. Diharapkan langkah-langkah positif ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menciptakan masyarakat yang berwawasan lingkungan serta ekonomi yang berkelanjutan.
“Besar harapan kami, para Ibu-ibu mencoba peluang usaha ini untuk meningkatkan kesejahteraan ibu-ibu yang berstatus janda di sekitar daerah penghasil pandan. Selain itu, kegiatan ini juga menambah skill peserta yang sudah bisa menganyam, menjahit dan menghias dengan kreativitasnya masing-masing agar mencetak tenaga-tenaga yang lebih potensial. Tingkat kesejahteraan masyarakat salah satunya bisa diukur dengan produktivitas penduduk dalam memperoleh pendapatan dan kecukupan terhadap pemenuhan kebutuhan hidup setiap harinya. Dengan melimpahnya bahan dasar pandan di daerah Aceh Utara maka besar pula kemungkinan untuk mengangkat wilayah tersebut,” pungkas Usnawiyah.[tmi]