Ikuti Kemah Budaya Kaum Muda 2023, Mahasiswa Informatika Unimal Kembangkan Situs Penerjemahan Bahasa Daerah

SHARE:  

Humas Unimal
Haris Yunanda Rangkuti (urutan 4 dari kiri) berfoto bersama anggota kelompok, Bupati Belitung Timur dan tim Kemah Budaya Kaum Muda Kemendikbudristek pada pameran Kemah Budaya Kaum Muda di Auditorium Zahari MZ di Manggar, Belitung Timur (09/11/2023). Foto:Ist.

UNIMALNEWS  | Manggar – Haris Yunanda Rangkuti, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh menjadi salah seorang peserta Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2023 yang digelar di Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 10 Oktober hingga 9 November 2023.

KBKM merupakan program yang diadakan oleh Kemendikbudristek melalui  Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan yang mendorong peserta untuk menciptakan aplikasi dan purwarupa guna menjawab berbagai masalah terkait pemajuan kebudayaan melalui pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics). Dalam residensi KBKM tahun 2023, para peserta yang dibagi dalam 11 kelompok menghasilkan luaran kegiatan berupa aplikasi atau purwarupa.

Diwawancarai oleh Unimalnews pada Kamis (16/11/2023), Haris mengatakan bahwa ia berhasil lulus menjadi salah satu dari 100 orang peserta KBKM tahun 2023 setelah melalui seleksi yang cukup ketat. Adapun yang lulus mayoritas mahasiswa S1 dari berbagai universitas dari Aceh hingga Papua. Selain itu, juga ada mahasiswa S2 dan peserta yang sudah bekerja.

“Ada ribuan lamaran yang masuk untuk program ini dan saya sangat bersyukur bisa menjadi salah seorang peserta yang terpilih dan memiliki kesempatan berjumpa dengan teman-teman peserta lainnya dari seluruh Indonesia”, ujar mahasiswa semester 7 ini.

Selanjutnya Haris mengatakan bahwa sebelum menjalani residensi KBKM 2023, para peserta dibekali dengan pelatihan selama dua bulan melalui pertemuan daring. Selama masa pembekalan ini, Haris dan anggota tim lainnya mendapatkan beberapa materi yang akan mendukung residensi mereka terkait penciptaan aplikasi diantaranya rekayasa piranti lunak, desain UI/UX, Cloud Computing, manajemen proyek, studi kelayakan produk, design thinking,  dan inovasi produk berbasis kebudayaan.

Haris dan kelompoknya ditempatkan di Desa Senyubuk, Kecamatan Kelapa Kampit di Kabupaten Belitung Timur. Selama masa residensi, Haris dan tim mengembangkan situs alih bahasa  Melayu Belitung ke Bahasa Indonesia. Situs yang dirancang yang memiliki nama bilikbercakap.com ini dikembangkan berangkat dari fakta bahwa masih sangat kurangnya dokumentasi bahasa daerah yang ada di wilayah Belitung Timur. “Kami berharap bahwa proyek ini bisa berkontribusi terhadap pemeliharaan bahasa lokal di Desa Senyubuk pada khususnya dan wilayah Belitung Timur pada umumnya,”ucapnya.

Selama minggu pertama dan kedua residensi KBKM, mereka mengembangkan proposal serta perancangan desain aplikasi sistem, yang dilanjutkan dengan  pengumpulan data dan observasi. Dikarenakan sangat kurangnya dokumentasi tertulis tentang Bahasa Melayu Belitung Timur, maka pengumpulan data juga dilakukan dengan cara menjumpai tetua adat, pihak dinas terkait, serta mengunjungi sekolah-sekolah yang ada di sekitar desa residensi mereka.

“Kami juga melakukan observasi dan berdiskusi dengan pihak sekolah karena kami juga mengembangkan konten pembelajaran bahasa daerah sebagai muatan lokal yang untuk materi pembelajarannya kami unggah juga di bilikbercakap.com. Harapan kami, ini bisa mempermudah para guru untuk mengajar materi bahasa daerah”,tambahnya.

Terkait dengan situs bilikbercakap.com, Haris menjelaskan bahwa situs ini terdiri dari tiga fitur utama, yaitu kamus digital Melayu Belitung-Indonesia, penerjemah, dan pembelajaran yang memuat modul pembelajaran bahasa Melayu Belitung di sekolah. Mengingat masih terbatasnya kosakata bahasa Melayu Belitung yang tercakup dalam situs ini, maka untuk keberlanjutan proyek ini, diharapkan situs ini akan terus diperbaharui dan diharapkan akan terus bisa digunakan oleh user di masa mendatang. Situs ini sendiri telah mengantongi Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).

Lanjutnya, melalui kegiatan pitching dan pameran yang telah dilakukan, proyek ini juga mendapat respons yang cukup positif dari stakeholder setempat  seperti pemerintah kabupaten, dinas pendidikan, dan dinas pariwisata karena dianggap mampu menjadi salah satu upaya yang sangat baik untuk melestarikan bahasa daerah melalui penggunaan teknologi di era digital saat ini.

Haris menyatakan bahwa kegiatan ini telah memberikan banyak benefit baginya, di mana salah satunya adalah ia semakin bersemangat untuk mengenal budaya Nusantara. Selain itu, kegiatan ini juga telah menambah jejaring pertemanan dengan pemuda dari berbagai latar belakang budaya berbeda-beda.

“Kegiatan ini membuat saya semakin mencintai budaya Indonesia dan menyadari pentingnya melestarikan budaya. Terkait dengan pemeliharaan bahasa lokal, semoga akan semakin banyak upaya-upaya yang dilakukan terutama oleh kaum muda untuk mendokumentasikan kekayaan bahasa daerah yang ada di Indonesia sehingga eksistensi bahasa lokal ini tidak akan hilang ditelan zaman. Semoga kegiatan ini bisa menginspirasi banyak orang untuk memanfaatkan teknologi untuk memajukan budaya Indonesia,”pungkasnya. [kur]

 

 


Berita Lainnya

Kirim Komentar