Hadirkan Pemateri dari BITRA, Mahasiswa Magister Sosiologi Adakan Kuliah Tamu Tentang Pertanian

SHARE:  

Humas Unimal
Foto: Tangkap layar Zoom Meeting, Sabtu (23/3/2024).

UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Program Studi Magister Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh menyelenggarakan kuliah tamu dengan tema “Perkebunan Polikultur atau Agroforestri Sebagai Modal Sosial Yang Arif Terhadap Alam” melalui Zoom Meeting, Sabtu (23/3/2024). Selain mahasiswa Magister Sosiologi, kuliah tamu ini juga diikuti oleh puluhan mahasiswa serta dosen dari Prodi-Prodi lainnya di Universitas Malikussaleh.

Kuliah tamu ini dibukan oleh Dr Baidhawi, Dekan Fakultas Pertanian. Dalam sambutannya, ia mengharapkan bahwa kegiatan ini mampu membangun diskusi yang padat terkait perkebunan polikultur sebagai modal sosial yang harus dimanfaatkan secara arif dan bijaksana tanpa mengganggu alam.

“Perkebunan polikultur atau agroforestri sebagai sistem pertanian terpadu sebenarnya merupakan sistem perkebunan yang mampu menjaga tiga aspek besar dalam kehidupan. Ketiga aspek itu yaitu, aspek sosial, aspek ekonomi, dan aspek lingkungan. Saya berharap kegiatan ini bisa terus dilanjutkan untuk semakin membuka wawasan kita terhadap fenomena yang terjadi,” ungkapnya. 

Kegiatan ini dimoderatori oleh Dr Ibrahim Chalid, dosen pengampu mata kuliah modal sosial dan kearifan lokal Prodi Magister Sosiologi. Dalam menjalankan acara, ia menyampaikan bahwa tema yang diangkat pada kuliah tamu ini berkaitan dengan ilmu pertanian.

“Kita sesuaikan yang mengisi kegiatan ini dengan tema kita. Kali ini tema yang kita usung itu sangat erat kaitannya dengan ilmu pertanian. Maka kita mengundang Dekan Fakultas Pertanian untuk menyampaikan sedikit pembuka atau prolog dalam kegiatan ini, juga kita mengundang Deputi Direktur BITRA Indonesia,” jelasnya.

Kuliah ini mengundang Iswan Kaputra Msi, praktisi dari yayasan Bina Keterampilan Pedesaan (BITRA) Indonesia sebagai pemateri.

Iswan Kaputra dalam materinya menyampaikan bahwa polikultur sebenarnya adalah upaya yang dapat mengkonversi kebiasaan tradisional berladang dalam masyarakat, menjaga kondisi lingkungan dengan pelestarian hutan masyarakat, dan melestarikan ketersediaan air bersih dan kualitas air. 

“Selain itu, polikultur juga mampu memberdayakan hidup para petani dan masyarakat sekitar hutan dengan memaksimalkan lahan untuk peningkatan ekonomi,” pungkasnya. [fzl]


Kirim Komentar