Kepala UPT BKP Unimal Jadi Narasumber pada Diskusi Bawaslu RI

SHARE:  

Humas Unimal
kegiatan diskusi yang dilaksanakan Bawaslu Republik Indonesia, di Banda Aceh pada Sabtu (23/3/2024)

 

UNIMALNEWS | Banda Aceh – Kepala UPT Bahasa, Kehumasan, dan Penerbitan (BKP) Universitas Malikussaleh, Teuku Kemal Fasya, menjadi pembicara pada kegiatan diskusi yang dilaksanakan Bawaslu Republik Indonesia, di Banda Aceh pada Sabtu (23/3/2024). Adapun tema diskusi adalah “Konsolidasi Media Dalam Rangka Penguatan Pemberitaan Hasil Pemilu 2024”.

Menurut Kabag Pengawasan Pemilu dan Humas Panwaslih Aceh, Yudi Ferdianysah Putra SSTP MSP, kegiatan ini adalah agenda yang dilakukan Bawaslu RI pada gelombang ketiga yang digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan Pemilu Serentak 2024, dan melihat bagaimana angle pemberitaan yang dilakukan media massa adalah kinerja penyelenggara Pemilu, termasuk Bawaslu.

“Kali ini kegiatannya dilakukan di bawah koordinasi Panwaslih Aceh dengan melibatkan jurnalis nasional, panelis dari Aceh yaitu kepala UPT Bahasa, Kehumasan, dan Penerbitan, dan juga Kordiv Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas,  Maitanur,” ungkapnya.

Pada diskusi yang dihadiri oleh jurnalis, aktivis pemilu, akademisi, dan mahasiswa itu, Kemal menyampaikan bahwa pemberitaan yang terjadi di saat Pemilu lalu sebenarnya tidak lepas dari kegiatan yang terjadi secara riil.

“Walaupun dikatakan media menghadirkan realitas pemberitaan, tapi sesungguhnya tidak lepas dari apa yang bisa ditangkap media sebagai fakta dan informasi,” ungkapnya.

Hal lain yang juga dilihat adalah peran netizen dan generasi Z (Gen-Z) yang melibatkan diri secara aktif pada model citizen journalism dan pemberitaan di media sosial. “Banyak pemberitaan terbantu data awal dari apa yang viral di media sosial, seperti kasus penggelembungan suara salah seorang calon DPD di Pidie, dan juga indikasi kecurangan yang terjadi di Aceh Timur.

“Peran media sosial sebagai pilar kelima demokrasi (the fifth element of democracy) akhirnya berdampak besar pada pemberitaan arus utama, yang juga sudah terdigitalisasi, dan memaksa para penyelenggara, termasuk Bawaslu untuk meresponsnya,” tambahnya lebih lanjut.

Beberapa catatan kelemahan Pemilu Serentak 2024 ini menjadi pelajaran penting, termasuk Bawaslu untuk lebih baik lain mengantisipasi pada Pilkada Serentak yang akan berlangsung pada November 2024.

“Memang tindak kekerasan dan partisipasi pemilih tidak cukup baik pada Pemilu 2024. Hal ini ditingkatkan dengan mengantisipasi hal-hal negatif, memperbaiki partisipasi pemilih, dan memasifkan pemantauan pada Pilkada ke depan,” Kemal yang juga kolumnis nasional untuk tema-tema politik dan demokrasi itu.[tmi]


Kirim Komentar