Tekankan Angka Anemia, Dosen FK Unimal Adakan Penyuluhan pada Ibu Hamil

SHARE:  

Humas Unimal
Tekankan Angka Anemia, Dosen FK Unimal Adakan Penyuluhan pada Ibu Hamil

UNIMALNEWS | Krueng Geukueh - Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh (Unimal) menggelar penyuluhan di Gampong Reuleut Barat, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, Kamis (15/8//2024). Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk menekan angka kejadian anemia di wilayah tersebut.

Ketua tim pengabdian masyarakat, dr Anna Mellizia mengatakan, angka kejadian anemia di Aceh Utara masih cukup tinggi, meskipun sebagian besar ibu hamil di daerah ini telah menerima tablet tambah darah dari layanan kesehatan. Anemia pada ibu hamil dianggap sebagai "Potential Danger of Mother and Child" atau potensi bahaya bagi ibu dan anak, sehingga memerlukan perhatian serius dari semua pihak terkait.

Ia menjelaskan bahwa kurangnya asupan zat besi merupakan penyebab utama terjadinya anemia pada ibu hamil. “Anemia tidak hanya berdampak pada ibu, tetapi juga pada bayi yang dilahirkan. Bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan anemia kemungkinan besar memiliki cadangan zat besi yang rendah, yang dapat menyebabkan anemia pada bayi,” ujar Anna.

Sebutnya, dampak anemia pada ibu hamil sangat serius, termasuk peningkatan risiko abortus, kematian intra uteri, persalinan prematur, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kelahiran dengan anemia, cacat bawaan, infeksi, hingga kematian perinatal.

Salah satu program pemerintah untuk menanggulangi anemia adalah pemberian tablet tambah darah sebanyak 90 tablet Fe dengan dosis satu tablet per hari selama masa kehamilan. Namun, data di lapangan menunjukkan bahwa kejadian anemia tidak mengalami penurunan yang signifikan. Salah satu faktor penyebabnya adalah ketidakpatuhan masyarakat dalam mengkonsumsi tablet Fe, yang sering kali disebabkan oleh efek samping yang dirasakan oleh ibu hamil sehingga mereka tidak menghabiskan atau mengkonsumsinya secara teratur.

“Untuk mengatasi masalah ini, kami menyarankan pemanfaatan tanaman yang memiliki kandungan zat besi dan efek samping yang lebih sedikit. Beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di antaranya sawi, kangkung, daun kelor, kacang-kacangan, biji matahari, daun katuk, daun ubi jalar, dan jambu biji,” ungkap Anna.

Tambahnya, kegiatan penyuluhan ini juga mencakup pemberian informasi mengenai anemia pada ibu hamil, pelatihan kader dalam penggunaan alat tes hemoglobin Quick Chek, serta pembagian tanaman yang dapat digunakan untuk mencegah anemia. 

"Solusi yang ingin dicapai adalah teridentifikasinya konsep dan pola pemenuhan kebutuhan zat gizi untuk memelihara kadar hemoglobin normal yang spesifik, sehingga pemberdayaan kader untuk deteksi dini bisa tercapai," tutur Anna.[tmi]


Berita Lainnya

Kirim Komentar