UNIMALNEWS | Bukit Indah - Prodi Antropologi, Jurusan Anropologi dan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Malikussaleh menggelar kegiatan seminar dan lokakarya kurikulum, Rabu (28/8/2024).
Kegiatan tersebut berlangsung secara Hybrid, yang dipusatkan di Aula Fisipol, Kampus Bukit Indah, Kota Lhokseumawe, dan melalui Zoom Meeting.
Hadir dalam acara tersebut berbagai unsur, baik dari stakeholder pengguna lulusan, alumni, Perwakilan DuDi dan LSM, dosen serta mahasiswa.
Pemateri pada acara ini adalah Dr Rina Hermawati selaku Ketua Asosiasi Departemen/Jurusan Antropologi Indonesia dan juga salah satu pengurus Lembaga Akreditasi Mandiri Sosial, Politik, Administrasi Dan Komunikasi (LAMSPAK).
Acara ini dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik Fisipol, Prof Dr Suadi. Dalam sambutannya, Suadi menjelaskan bahwa adaptasi terhadap kurikulum merupakan bagian dari tanggung jawab perguruan tinggi untuk menyesuaikan tantangan pemenuhan profil lulusan terhadap kebutuhan dunia kerja yang berubah sangat cepat.
"Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik selalu mempertimbangkan masukan dari para pengguna lulusan sebagai stakeholder atau mitra dalam upaya memenuhi capaian pembelajaran. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kontribusi mitra dan alumni atas capaian yang telah diraih serta kerjasama yang telah berlangsung hingga saat ini," ungkapnya.
Koordinator Prodi, Ade Ikhsan Kamil MA, dalam sambutannya menerangkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian integral dari perubahan kurikulum Antropologi.
"Karena dalam perubahan kurikulum tahun 2024 ini, telah dilakukan tahapan sebelumnya yaitu penyiapan draft kurikulum berdasarkan survei pengguna lulusan yang telah dilakukan secara periodik," terangnya.
"Tahun ini, Antropologi menyesuaikan beberapa elemen lain dalam kurikulum tahun 2024 dan mengutamakan prinsip berbasis luaran (OBE) dalam setiap capaian pembelajaran yang disusun," sebutnya.
Ia juga menjelaskan bahwa ke depan Prodi Antropologi harus mampu menjawab tantangan dunia industri digital, salah satunya penguasaan kompetensi digital bagi mahasiswa Antropologi.
"Diupayakan hal tersebut dapat tercapai dengan menambah beberapa mata kuliah terkait hal tersebut," ujarnya.
Sementara itu, ketua jurusan, Dr Abdullah Akhyar Nasution menerangkan bahwa ke depan jaringan profesional yang telah terbangun dengan semua mitra yang ada akan terus diperkuat dan peranannya diupayakan menjadi hubungan yang strategik.
"Karena peranan antropolog murni dibutuhkan dalam menyongsong generasi emas tahun 2045. Namun, lulusan antropologi tidak boleh jumawa dengan keberadaannya yang selalu dibutuhkan baik dalam tataran teoritik maupun praktik. Karena saat ini batasan terhadap satu disiplin ilmu dengan ilmu lainnya sudah sangat tipis atau biasa dikenal dengan pendekatan transdisiplin," jelasnya.
Menurutnya, seorang sarjana antropologi haruslah membuka diri untuk melihat kerjasama keilmuan dan terapan dengan bidang ilmu lain agar tantangan dalam pembangunan dapat diselesaikan secara holistik.
Dr Rina Hermawati selaku pembicara utama banyak menjelaskan tentang beberapa poin inti yang harus diperhatikan oleh Prodi Antropologi Unimal dalam penyusunan dokumen kurikulumnya, yaitu harus memperhatikan penguasaan teori dan metodologi khas antropologi yang holistik, isu-isu perubahan iklim dan adaptasi budaya, pengalaman lapangan dan jaringan profesional kerja, serta perkembangan isu etik dalam artian metodologis.
"Kurikulum Antropologi telah memperhatikan garis besar dari poin penting tersebut dalam penyusunan kurikulum yahun 2024 ini," terangnya.
Dr Rina juga menyebutkan bahwa setiap program studi harus punya mitra strategis serta jangan menutup diri untuk membangun jaringan profesional dengan berbagai elemen.
"Karena berdasarkan pengalaman, kemampuan antropolog dibutuhkan oleh semua lini, apalagi dengan prospek pembangunan Indonesia saat ini," pungkasnya. [fzl]