Lawan Perilaku Bullying, Mahasiswa Psikologi Unimal Sosialisasikan Peer Guidance di Dayah Al-Madinatuddiniyah Syamsuddhuha

SHARE:  

Humas Unimal
Mahasiswa Psikologi Unimal Sosialisasikan Peer Guidance untuk Melawan Perilaku Bullying di Kalangan Remaja" di Dayah Terpadu Al-Madinatudiniyah Syamsuddhuha Aceh Utara

UNIMALNEWS | Krueng Geukueh – Mahasiswa Program Studi Psikologi fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh (Unimal) menggelar sosialisasi mengenai pencegahan perilaku bullying di kalangan remaja melalui metode "Peer Guidance" atau Bimbingan Teman Sebaya di Dayah Terpadu Al-Madinatuddiniyah Syamsuddhuha Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Jumat (27/9/2024).

Kegiatan ini dipimpin oleh Naiza Ferona selaku ketua tim pelaksana, bersama empat anggota lainnya yaitu Nurhabibi Siregar, Nadifatul Hawari, Alfi Miranda, dan Putriani. Mereka menghadirkan Widi Astuti MPsi Psikolog sebagai pemateri. 

Naiza Ferona mengatakan, program ini bertujuan memberikan pemahaman kepada santri terkait berbagai bentuk bullying serta dampaknya terhadap kesehatan mental. Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari para peserta yang terdiri dari santri, guru Bimbingan Konseling, dan pengasuh pesantren. 

"Alhamdulillah, kegiatan ini berjalan lancar dan diikuti dengan penuh semangat oleh para peserta. Kami berharap mereka dapat menerapkan pengetahuan yang didapat untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan suportif di pesantren," kata Naiza.

Lanjutnya, metode "Peer Guidance" dianggap efektif dalam menekan kasus bullying karena melibatkan peran aktif dari teman sebaya dalam memberikan dukungan serta meningkatkan kepedulian antar santri. 

"Melalui bimbingan sebaya, kami berharap santri bisa saling mendukung dan mencegah bullying sejak dini," ujarnya.

Widi dalam paparannya menjelaskan bahwa bullying dapat terjadi di mana saja, termasuk di lingkungan sekolah atau pesantren. "Perilaku bullying sangat sering terjadi karena kurangnya kesadaran akan dampaknya, baik bagi korban maupun pelaku," jelasnya.

Rangkaian kegiatan ini dimulai dengan registrasi peserta, pemberian pretest, penyuluhan tentang bullying dan pencegahannya, diskusi kelompok, serta pembentukan Satgas Anti-Bullying yang terdiri dari santri sebagai teman sebaya. Di akhir acara, para peserta juga menjalani posttest untuk mengukur pemahaman mereka setelah mengikuti sosialisasi.[tmi]


Berita Lainnya

Kirim Komentar