Prodi Arsitektur Unimal Gelar Kelas Internasional, Bahas Hasil Studio Critique

SHARE:  

Humas Unimal
Prodi Arsitektur Unimal Gelar Kelas Internasional, Bahas Hasil Studio Critique. Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh melaksanakan International Class dengan Studio Critique bersama mahasiswa asing, Niels Adams dari Hanze University of Applied Sciences Groningen, di Kampus Lancang Garam, Lhokseumawe, Senin (30/9/2024).

Berdasarkan rilis yang diterima Unimalnews, Studio Critique merupakan salah satu program yang diadakan dengan menghadirkan mahasiswa asing untuk mengkritik hasil desain mahasiswa yang terpilih dalam mata kuliah Studio Desain Arsitektur 1 dan Studio Desain Arsitektur 5. 

Ketua Prodi Arsitektur, Hendra Aiyub, mengatakan kelas seperti ini diadakan untuk persiapan kelas internasional kedepannya dalam menuju akreditasi unggul. 

"Dengan mengkritik seputar desain (konsep, bentuk, teori dan lain sebagainya) dan juga budaya Aceh, kita mengetahui bagian mana yang masih kurang atau sudah baik," terangnya.

Erna Muliana, selaku PIC Studio Critique, menjelaskan mekanisme pembelajaran dan proses kreatif yang dilalui mahasiswa arsitektur dalam menemukan konsep desain bangunan atau creative space. 

"Setiap mahasiswa menjalani perjalanan yang unik dalam merancang, sehingga hasil akhirnya selalu berbeda dan mencerminkan pendekatan serta ide masing-masing," jelasnya.

Kelas ini berlangsung selama 90 menit, dengan menjelaskan terkait mekanisme pembelajaran di Studio mulai dari Studio Desain Arsitektur 1 hingga Studio Desain Arsitektur Akhir, cara penemuan bentuk, landasan teori serta penyajian desain yang menarik perhatian Niels Adams seolah memberikan wawasan baru untuknya. 

"Di Studio Desain Arsitektur, tiap tahap memiliki fokus berbeda. Studio 1 membahas sense of place atau kesesuaian bangunan dengan lingkungan. Studio 2 fokus pada desain rumah kecil (micro house). Studio 3 menekankan bangunan dengan banyak massa. Studio 4 berfokus pada bangunan bentang lebar, seperti bangunan religius. Studio 5 mengajarkan desain bangunan tinggi seperti apartemen. Dan, Studio Desain Arsitektur Akhir menyelesaikan masalah lingkungan sekitar dengan solusi arsitektur inovatif dalam skala kecil," ujar Erna. 

Smentara itu, mahasiswa Arsitektur, Rizky Setiawan mengatakan untuk penemuan bentuk sendiri, mahasiswa menggunakan teori arsitektur salah satunya teori The Fold yang digagaskan oleh Gottfried Leibniz yang merupakan seorang filsuf Jerman yang di mana konsep desain di ambil berdasarkan Monad (Inti pikir) dari sebuah issue yang diangkat.

Niels Adams merasa tertarik dengan mekanisme pembelajaran yang ada di Prodi Arsitektur Unimal. Ia menyampaikan bahwa proses penemuan bentuk desain yang dirinya pelajari lebih berfokus dengan menyesuaikan fungsi dari pengguna bangunan, sehingga cenderung menggunakan bentuk yang terpaku akan fungsi. 

"Saya lebih tertarik akan gaya arsitektur tradisional yang juga sering digunakan dalam proses desain, menggunakan material alami dan condong pada budaya yang sangat melekat," pungkasnya. [fzl]


Berita Lainnya

Kirim Komentar