UNIMALNEWS | Bukit Indah - Prodi Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Malikussaleh gelar serial diskusi komunitas dengan tajuk pendekatan antropologi menggunakan etnografi gelap sebagai metodologi penelitian pada isu-isu dan kelompok sosial tertentu, di ruang Laboratorium Antropologi, Kampus Bukit Indah, Kota Lhokseumawe, Rabu (9/10/2024).
Acara yang dihadiri oleh mahasiswa dan dosen dari lintas ilmu di lingkar Fisipol itu dibuka oleh Koordinator Prodi Antropologi, Ade Ikhsan Kamil. Dalam sambutannya, Ade menyampaikan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dapat dirasakan oleh semua kalangan intelektual, salah satunya keilmuan antropologi.
"Pada serial kali ini, kita mendiskusikan terkait salah satu metodologi dalam antropologi, yaitu Etnografi Gelap," ungkapnya.
Ia juga mengatakan bahwa etnografi gelap adalah metodologi baru yang digunakan oleh para antropolog untuk memahami isu atau komunitas tertentu.
"Narasumber adalah Dr Al-Chaidar yang juga merupakan pengamat teroris dan dosen di Prodi Antropologi Unimal," ujarnya.
Sementara itu, Dr Al Chaidar dalam materinya menyebutkan bahwa Etnografi Gelap dapat dipahami sebagai suatu metodologi baru sebagai bagian untuk memberikan suara kepada mereka yang tidak terdengar dan menyoroti isu-isu seperti ketidaksetaraan, penindasan, dan perjuangan sosial.
"Konsep Etnografi Gelap dalam penelitian dapat diilustrasikan melalui berbagai studi yang mengeksplorasi aspek-aspek kehidupan sosial yang kurang terang atau dianggap tabu," terangnya.
Dalam konteks lain, kata Al Chaidar, Etnografi Gelap bisa juga merujuk pada penelitian yang fokus pada aspek kehidupan yang sering diabaikan atau dianggap tidak penting oleh masyarakat luas, seperti kehidupan orang-orang yang hidup di pinggiran masyarakat atau kelompok yang mengalami diskriminasi.
"Peneliti yang terlibat dalam Etnografi Gelap sering kali menghadapi dilema etis yang kompleks, yang memerlukan pendekatan yang hati-hati dan terstruktur untuk mengatasinya. Salah satu strategi utama adalah melalui pengembangan dan penerapan kode etik yang kuat, yang dirancang untuk mengarahkan peneliti dalam membuat keputusan yang bertanggung jawab dan etis selama proses penelitian," sebutnya.
Tambahnya, kode etik ini biasanya mencakup prinsip-prinsip seperti menghormati hak dan martabat subjek penelitian, memastikan kerahasiaan dan anonimitas, serta memperoleh persetujuan yang tepat dari partisipan.
"Penggunaan komite etik penelitian juga merupakan cara penting untuk mengatasi dilema etis. Komite ini biasanya terdiri dari para ahli yang dapat memberikan panduan dan perspektif yang berharga tentang masalah etis yang mungkin muncul selama penelitian. Mereka dapat membantu peneliti dalam menilai risiko dan manfaat potensial dari penelitian mereka, serta dalam mengembangkan protokol penelitian yang etis," pungkasnya. [fzl]