UNIMALNEWS | Aceh Utara - Dosen Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh menyelenggarakan pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air dalam rangka mewujudkan percepatan dan peningkatan tata guna air irigasi di Desa Keutapang, Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara, Kamis (10/10/2024).
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan untuk mendukung pengelolaan jaringan irigasi guna meningkatkan produktivitas pertanian di daerah tersebut.
Tim PkM terdiri dari Nura Usrina MT, Fasdarsyah MT, Muthmainnah MT, Dr Hamzani, Zara Yunizar MKom.
Nura Usrina selaku pemateri menyampaikan terkait strategi pemanfaatan sumber daya air secara efektif dan efisien, serta upaya meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab petani terhadap pemeliharaan jaringan irigasi.
"Salah satu strategi pemanfaatan sumber daya air secara efektif dan efisien dapat dilakukan melalui metode panen air dengan prinsip eco efficient sehingga air dapat tersedia sepanjang tahun saat musim kemarau dan mengurangi risiko banjir di area persawahan saat musim hujan," terangnya.
"Upaya meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab petani terhadap pemeliharaan jaringan irigasi dengan mengedukasi terkait optimalisasi pemanfaatan sumber daya air dengan meningkatkan produktivitas pertanian pada lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan, dan lahan kering serta merawat saluran dari berbagai kotoran sampah, dan rerumputan," tambahnya.
Sementara itu, Geuchik Desa Keutapang, Syurkani Lidan menyampaikan apresiasinya terhadap program ini.
"Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan bantuan dari para akademisi yang telah memberikan ilmu yang sangat berguna bagi petani di desa kami. Harapan kami, dengan adanya program ini, pengelolaan air irigasi di desa bisa lebih baik dan hasil panen kami meningkat," ujarnya.
Lanjut Syurkani, dengan adanya kegiatan pemberdayaan ini, diharapkan para petani dapat lebih mandiri dalam mengelola sistem irigasi, sehingga dapat mempercepat proses irigasi dan meningkatkan hasil produksi pertanian.
"Kegiatan ini menciptakan kolaborasi yang lebih baik antara pemerintah, petani, dan akademisi dalam pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan," tutupnya. [fzl]