UNIMALNEWS | Bukit Indah - Migas Center Community Universitas Malikussaleh menggelar kuliah umum bersama SKK Migas Sumbagut dan KKKS wilayah Aceh dengan tema "Membangun Pemahaman Dasar dan Kompetensi dalam Industri Hulu Migas" di Gedung Migas Center Unimal, Kampus Bukit Indah, Kota Lhokseumawe, Rabu (22/10/2024).
Kegiatan tersebut diikuti oleh 20 peserta yang merupakan anggota Migas Center Community baru dan diisi oleh tiga pemateri dari SKK Migas Sumbagut, Pertamina Hulu Energi NSO dan Harbour Energi.
Ketua Pusat Studi Migas Unimal, Dr Muhammad Fazil dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman menyeluruh mengenai industri hulu migas, eksplorasi dan produksi migas.
"Selain untuk meningkatkan kapasitas, kegiatan ini juga akan memudahkan anggota Migas Center Community untuk memberikan edukasi kepada mahasiswa lainnya ataupun masyarakat mengenai industri hulu migas," jelasnya.
Ia juga mengharapkan agar mahasiswa dapat menyerap segala ilmu yang diberikan oleh pemateri. "Semoga ilmu yang didapat hari ini dapat berguna bagi kita semua dan memberikan pengetahuan mendasar bagi kita terkait industri migas," terangnya.
Adapun pemateri yang mengisi kegiatan tersebut adalah Perdinal selaku Analisis Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Sumbagut, Muchlizar Muhammad Rasyid dari Production & Operation Superintendent PHE NSO dan Andri Kristianto dari Community Investmen & Stakehders Relations Manager Harbour Energy.
Tiga pemateri tersebut menjelaskan tentang pengenalan industri Hulu Migas, tahapan proses eksplorasi dan produksi migas dan multi efek industri Hulu Migas.
Perdinal dalam materinya mengatakan ada 39 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di wilayah Sumatera bagian utara yang berada di 34 kabupaten atau kota sedang beroprasi, baik itu eksplorasi, eksploitasi dan produksi.
"Aceh memiliki empat KKKS yang di bawah SKK Migas perwakilan Sumatera bagian utara yaitu, PHR Field NSO, PHR Field Rantau, Harbour Energy dan Mubadala Energy," ujar Perdinal.
Muchlizar dalam materinya menjelaskan bahwa kegiatan eksplorasi dimulai dengan survei dan kemudian hasil survei akan diplot di kantor untuk dianalisa dan dievaluasi oleh tim.
"Setelah dianalisa dan evaluasi maka tim akan menentukan beberapa titik untuk dilakukan pengeboran. Setelah pengeboran nantinya data dari pengeboran tersebut juga akan dipakai untuk eveluasi berikutnya," ungkapnya.
Sementara itu, Andri Kristianto dalam materinya menjelaskan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) dan Community Investment adalah dua hal yang berbeda.
"CSR bertujuan mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan sedangkan Community Investment berfokus adalah pada kesejahteraan dan kemandirian masyarakat di area operasional perusahaan," jelasnya.
"Pilar program Community Investment di Harbour Energy merujuk pada prinsip “Giving Aims”, yang terdiri dari pendidikan, kepedulian sosial, energi terjangkau, infrastruktur dan kesehatan, keselamatan & lingkungan," tutup Andri. [fzl]