Dosen Unimal Narasumber Komunikasi Penyuluh Agama Islam di Banda Aceh

SHARE:  

Humas Unimal
Dosen Unimal, Teuku Kemal Fasya sebagai narasumber komunikasi penyuluh agama Islam di Banda Aceh, Senin (16/6/2025). Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Banda Aceh – Dosen Prodi Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Malikussaleh, Teuku Kemal Fasya MHum, menjadi pembicara pada kegiatan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Islam Republik Indonesia (Dirjen Bimas Islam Kemenag RI) yang dilaksanakan di Kantor Wilayah Kementerian Agama Islam Provinsi Aceh, Senin (16/6/2025). 

Adapun tema yang diangkat pada kegiatan itu adalah “Strategi Komunikasi dan Bimbingan Kepenyuluhan di Media Sosial”.

Kegiatan tersebut melibatkan 100 penyuluh dari 23 kabupaten/kota Se-Aceh dengan dua orang narasumber, yaitu Teuku Kemal Fasya MHum dari Universitas Malikussaleh dan Prof Dr Kusmawati Hatta dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Pada sambutannya, Kasubdit Bina Penyuluh Agama Islam Kemenag RI, Dr H Jamaluddin M Marki Lc menyebutkan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas penyuluh Agama Islam di Aceh yang saat ini telah menerima SK pengangkatan. 

“Kita menginginkan para penyuluh ini bisa sedapat mungkin menguasai media sosial dalam menyampaikan pesan-pesan positif agama sehingga bisa menjadi mediator yang menyijukkan di dunia digital,” ungkapnya.

Teuku Kemal Fasya, sebagai narasumber pertama mengangkat masalah kondisi pers di dunia dan dihubungkan dengan situasi nasional hingga Aceh. 

“Pada 3 Mei lalu dunia sedang merayakan 'World Press Freedom Day' yang mengingat keberhasilan dan catatan yang dialami dunia. Salah satu yang dilihat adalah tentang peran media sosial dan citizen journalism serta keterlibatan warga dan menggaungkan peran-peran publik,” ungkap Kemal.

Namun di sisi lain ada hal yang masih belum dimaksimalkan terutama oleh para penyuluh dan pendakwah di kalangan muslim, yaitu menggunakan media sosial sebagai transmitor pesan. 

“Saya ingin para penyuluh bukan hanya tahu (knowing) tentang media sosial, tapi juga tanggap (responsive), dan paling baik tangguh (resilient) dalam merespons wacana yang berkembang di dunia Islam, terutama yang berhubungan dengan fiqh dan tafsir Agama Islam yang moderat dan toleran,” papar mantan lulusan S1 Perbandingan Mazhab IAIN Sunan Kalijaga itu.

Sementara Prof Kusmawati Hatta yang juga Dekan Fakultas Dakwah UIN Ar-Raniry menjelaskan terkait penguatan materi bimbingan penyuluhan menyampaikan tentang konten yang kreatif dan juga atraktif bagi para penyuluh. 

“Kita harus berani memberikan contoh, sehingga media sosial juga menjadi sarana dakwah yang menonjolkan peran Islam sebagai rahmatan lil alamin,” tutupnya.

Kegiatan Bimbingan Penyuluh Agama Islam ini dimoderatori oleh Dr Nasrullah dari Direktorat Penerangan Agama Islam Kementerian Agama Islam RI. [fzl]


Berita Lainnya

Kirim Komentar