UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin (HIMATESIN) Universitas Malikussaleh sukses menggelar Mechanical Engineering Fair (MEF) IV dan Symposium Engineering 2025 yang berlangsung meriah selama empat hari, mulai Senin hingga Kamis, 16-19 Juni 2025. Kegiatan ini menjadi wadah kolaborasi ilmiah, inovasi teknologi, pertunjukan budaya, serta penguatan ekonomi kreatif yang melibatkan mahasiswa, akademisi, pelaku industri, dan masyarakat umum.
Dengan mengusung tema “Peran Generasi Muda Melalui Pengembangan Riset dan Teknologi dalam Mewujudkan Transisi Energi Terbarukan Indonesia Demi Capai Net Zero Emission 2060”, MEF IV 2025 menghadirkan beragam kegiatan unggulan, seperti Lomba Esai Nasional, Pameran Teknologi dan Inovasi Mahasiswa, Seminar Nasional, Expo UMKM, serta pertunjukan budaya dan fashion show bertema nusantara.
Salah satu daya tarik utama kegiatan ini adalah Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat nasional yang diikuti oleh puluhan tim mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia. Para peserta mempresentasikan gagasan dan riset yang fokus pada solusi teknis, efisiensi energi, serta teknologi terbarukan di bidang teknik mesin. Dewan juri yang terdiri dari akademisi dan praktisi industri menilai berdasarkan orisinalitas ide, analisis mendalam, dan potensi implementasi nyata dari karya yang dipresentasikan.
Sementara itu, Pameran Teknologi dan Inovasi Mahasiswa turut menjadi sorotan dengan menampilkan prototipe karya mahasiswa dari berbagai kampus. Di antaranya adalah sistem energi terbarukan, mesin berbasis teknologi tepat guna, serta perangkat berbasis rekayasa mekanikal yang menunjukkan potensi besar mahasiswa Indonesia di bidang teknologi terapan.
Tidak hanya soal teknologi, semarak budaya turut mewarnai gelaran tahun ini. Acara Pameran Budaya dan Fashion Show Competition 2025 yang digelar di lapangan utama Universitas Malikussaleh pada Kamis (19/6), berhasil memukau ratusan pengunjung. Mengangkat tema “Keindahan dan Kekayaan Budaya Nusantara”, para peserta menampilkan ragam kain tradisional Indonesia dengan desain kontemporer, menegaskan bahwa budaya lokal tetap relevan dan adaptif di era modern.
Kegiatan MEF IV juga menjadi panggung bagi para pelaku UMKM lokal untuk unjuk gigi. Sebanyak 40 stand UMKM meramaikan area bazar selama kegiatan berlangsung. Mulai dari kuliner khas Aceh hingga kerajinan tangan dan produk fesyen, bazar ini menjadi ajang interaksi langsung antara pelaku usaha kecil dengan mahasiswa dan pengunjung umum. Ini sekaligus menjadi upaya HIMATESIN dalam menguatkan sinergi antara dunia pendidikan dan pengembangan ekonomi kerakyatan.
Puncak kegiatan MEF IV & Symposium Engineering 2025 ditandai dengan pelaksanaan Seminar Nasional yang mengangkat topik strategis “Kolaborasi Kampus dan Industri: Peran Strategis Mahasiswa dalam Mewujudkan Transisi Energi melalui Sains dan Teknologi”. Seminar ini menghadirkan dua narasumber terkemuka, yakni Guru Besar Konversi Energi Biomassa Universitas Malikussaleh, Prof. Dr. Adi Setiawan M.T, dan Ir. Muzzakir Budiman MBA, Direktur Utama AKAOGAS.
Keduanya membagikan pandangan tentang tantangan dan peluang dalam transisi menuju energi terbarukan, serta pentingnya kontribusi riset dan inovasi mahasiswa teknik dalam mendukung visi Indonesia mencapai Net Zero Emission pada 2060.
Ketua HIMATESIN, Diran Permana, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata peran aktif mahasiswa dalam membangun jembatan antara dunia akademik dan industri. “MEF bukan hanya ajang kompetisi atau pameran, tetapi ruang belajar dan berjejaring bagi seluruh peserta,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Panitia MEF IV & Symposium Engineering 2025, Dimas Hadi Purnomo, yang menekankan pentingnya kesinambungan kegiatan ini agar dapat menjadi agenda tahunan berskala nasional yang semakin besar dan berdampak luas.
Dukungan penuh juga datang dari Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Malikussaleh, Asnawi, yang menyebut bahwa MEF merupakan ruang aktualisasi dan eksplorasi kreativitas mahasiswa. “Sejak pertama kali digelar tahun 2020, MEF telah menjadi ajang yang rutin dan terus berkembang. Ini penting untuk membuka perspektif berpikir mahasiswa, serta memperluas jaringan mereka ke tingkat nasional,” pungkasnya.[tmi]