
UNIMALNEWS | Lhokseumawe — Komunitas Creative Minority Universitas Malikussaleh kembali menunjukkan konsistensinya dalam mendukung pengembangan kapasitas akademik mahasiswa dengan menyelenggarakan SPSS Master Class, sebuah pelatihan intensif yang membekali peserta dengan keterampilan teknis pengolahan data menggunakan perangkat lunak Statistical Package for the Social Sciences (SPSS).
Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 5 Juli 2025, di Gedung UPT BKK Universitas Malikussaleh ini diikuti oleh 26 peserta dari berbagai jurusan. Dalam pelatihan tersebut, panitia menghadirkan Fahmi Azhari M.SM, dosen muda sekaligus praktisi riset kuantitatif, sebagai narasumber utama.
Dalam sesi pelatihan, Fahmi menyampaikan materi secara komprehensif mulai dari pengenalan dasar antarmuka SPSS, proses input data, penyusunan variabel, analisis statistik deskriptif, hingga praktik uji-uji inferensial yang lazim digunakan dalam penelitian sosial, ekonomi, dan bisnis.
“Kami tidak hanya menyampaikan teori, tapi juga mengajak peserta praktik langsung agar lebih memahami bagaimana SPSS bekerja dan bagaimana data bisa diolah secara ilmiah,” jelas Fahmi saat memandu sesi praktik.
Ketua Umum Creative Minority, Desy Fatmasari, menjelaskan bahwa SPSS Master Class merupakan agenda rutin komunitas yang berfokus pada peningkatan kapasitas riset mahasiswa di lingkungan kampus.
“Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan teknis yang mumpuni dalam mengelola data kuantitatif, khususnya untuk keperluan penelitian skripsi maupun tugas akhir. Alhamdulillah, antusiasme peserta sangat tinggi dan mereka aktif sepanjang pelatihan,” ujar Desy.
Senada dengan itu, Ketua Pelaksana kegiatan, Muhammad Abdus Sattar Hamid Batubara, berharap pelatihan ini memberikan dampak langsung terhadap kualitas riset mahasiswa, khususnya dalam penggunaan metode kuantitatif berbasis data.
“Kami ingin pelatihan ini tidak hanya berhenti di ruang kelas, tetapi benar-benar diaplikasikan dalam riset mereka. SPSS adalah salah satu alat analisis yang sangat dibutuhkan dalam dunia akademik,” ungkapnya.
Pelatihan berlangsung interaktif, di mana peserta tak hanya mendengarkan pemaparan materi, tetapi juga melakukan praktik langsung dengan studi kasus dan simulasi data. Beberapa peserta bahkan memanfaatkan sesi tanya jawab untuk berkonsultasi tentang permasalahan dalam penelitian mereka masing-masing.
Kegiatan ini juga menjadi ruang kolaboratif antar mahasiswa lintas prodi yang memiliki minat pada dunia riset dan pengolahan data. Dengan suasana yang kondusif dan materi yang aplikatif, peserta mengaku mendapatkan banyak manfaat, terutama dalam meningkatkan kepercayaan diri mereka untuk menyusun penelitian yang valid, reliabel, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.[tmi]