
UNIMALNEWS | Bukit Indah – Mahasiswa Program Studi Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Malikussaleh menggelar kegiatan bincang buku yang membahas karya berjudul “Daya Resiliensi dan Adaptasi Suku Bangsa Tempatan (Host Ethnics) di Aceh Pascatsunami dan Konflik”, yang digelar via Google Meet, Rabu (9/7/2025).
Buku ini ditulis oleh lima dosen Universitas Malikussaleh, yakni Teuku Kemal Fasya, Iromi Ilham, Bobby Rahman, Rizki Yunanda, dan Dedi Fariadi. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Mata Kuliah Public Speaking yang diasuh oleh Fahruddin Alawi MA.
Dalam sambutannya, Fahruddin menjelaskan bahwa kegiatan bincang buku ini dirancang sebagai latihan presentasi ilmiah, sekaligus menjadi ajang bagi mahasiswa untuk memperkaya pemahaman terhadap materi bacaan melalui forum diskusi.
“Melalui kegiatan ini, mahasiswa dilatih untuk mampu merangkum, memahami, dan menyampaikan isi buku secara komunikatif dan kritis di hadapan audiens, sehingga mereka terlatih berbicara di depan umum berdasarkan ide yang mereka dapatkan,” ujarnya.
"Seri bincang buku ini merupakan kegiatan perdana, artinya ada 6 seri bincang buku lagi yang nantinya akan dilaksanakan," tambah Fahruddin.
Koordinator Prodi Antropologi, Ade Ikhsan Kamil, MA, turut memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menilai forum semacam ini penting untuk menumbuhkan kebiasaan membaca dan mendiseminasikan pengetahuan di kalangan mahasiswa.
“Kegiatan seperti ini dapat membentuk karakter mahasiswa yang kritis. Dengan memperkaya wawasan melalui literatur, mahasiswa dapat menganalisis suatu fenomena secara lebih mendalam dan kontekstual,” jelasnya.
Diskusi buku ini dimoderatori oleh Mujiburahman dengan menghadirkan empat narasumber mahasiswa; yakni Ariana Herawati Damanik ,Rima Elsa, Novita Chandra dan salsabila Siregar yang Masing-masing membedah dan mengulas isi dari tiap bab dalam buku tersebut secara bergantian.
Ariana, salah satu pemateri yang menjelaskan tentang sejarah etnik Aceh mengatakan bahwa etnik Aceh banyak dipengaruhi oleh kebudayaan India dan hinduisme yang kuat, dibuktikan dengan adanya bukti arkeologi berupa prasasti, pakaian dan makanan yang khas dengan peradaban hinduisme.
"Peradaban Aceh banyak dipengaruhi peradaban India dan hinduisme. Banyak kita jumpai bukti bukti arkeologi seperti prasasti dan struktur benteng indra Patra, membuktikan keberadaan etnis tamil di Aceh. Tak hanya terekam dari sejarah dan arsitektur, pengaruh kebudayaan India juga terlihat dari segi makanan, yang di tandai dengan penggunaan rempah rempah khas India seperti lada, cengkih, jahe dan kunyit," pungkasnya
Kegiatan berlangsung dinamis dan penuh antusiasme, mencerminkan semangat akademik mahasiswa dalam mendalami isu-isu antropologis yang kontekstual dengan realitas sosial Aceh. [fzl]