Dosen Fisipol Unimal Lakukan Penelitian Katalis tentang Pisang Cavendish di Bengkulu

SHARE:  

Humas Unimal
Dosen Fisipol Unimal lakukan Penelitian Katalis tentang Pisang Cavendish di Bengkulu. Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Bengkulu - Tim peneliti dari Universitas Malikussaleh yang dipimpin oleh Dr Mursyidin melakukan penelitian tentang pengembangan pisang Cavendish dan hubungannya dengan kearifan lokal di Desa Karang Anyar, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang. 

Penelitian tersebut menggunakan metode Group Modelling Building (GMB) yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk penyuluh pertanian, kepala desa, tokoh masyarakat, BUMDes, dan para petani. 

Dari rilis yang diterima Unimalnews, Jumat (1/8/2025), Mursyidin mengungkapkan bahwa penelitian Katalis (penelitian strategis nasional) ini kolaborasi dengan tiga Perguruan Tinggi yaitu Universitas Malikussaleh (UNIMAL), Universitas Bengkulu (UNIB) dan Universitas Teuku Umar (UTU) Aceh Barat. 

"Penelitian Katalis ini fokus pada tiga permasalahan utama, yaitu pengelolaan berbasis kearifan lokal, pemasaran, keterlibatan gender, digitalisasi dan  hilirisasi pisang," ungkapnya. 

Ia juga menjelaskan dengan menggunakan metode GMB, penelitian ini diharapkan dapat memahami masalah kompleks yang dihadapi oleh masyarakat dan merancang solusi yang efektif.

"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model bisnis pisang Cavendish yang berkelanjutan dan berkeadilan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Karang Anyar," sebutnya.

Pada sesi pelaksanaan GMB dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian, Taufik, dan 30 peserta lainnya. 

Pada sesi itu juga hadir Kepala Desa Karang Anyar, Ari Subekti. Ia menyatakan bahwa kondisi pisang di desa mereka sangat bagus, namun masih menghadapi masalah akses pasar.

"Kondisi pisang di daerah kami sangat baik, namun akses ke pasar yang belum ada, sehingga banyak pisang yang tidak terdistribusi dengan baik," ujarnya.

"Kami juga berharap adanya dukungan pemerintah untuk akses pasar, khususnya pasar ekspor dan mendatangkan tenaga ahli untuk keberlanjutan produk pertanian di masa mendatang," pungkasnya. [fzl]


Berita Lainnya

Kirim Komentar