UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Penggunaan internet di Indonesia didominasi oleh generasi milenial, dan generasi ini juga sangat rawan untuk menjadi korban dari bahaya informasi Hoax.
Guna mengantisipasi semakin maraknya hoax yang tersebar di generasi milenial, Rauzatul Alya Finalis Putri Komunikasi Universitas Malikussaleh 2019 mengajak generasi milenial untuk bijak dalam bermedia sosial.
Rauzatul Alya juga berpesan agar para kalangan milenial ikut berkontribusi mengkampanyekan gerakan anti hoax mulai dari hal-hal sederhana.
“Generasi milenial di era global saat ini sudah tidak dapat dipisahkan lagi dengan internet, bisa dikatakan bahwa dunia ada di genggaman. Bangun tidur saja kita langsung megang gadget dan sangat mudah untuk mengakses berbagai informasi yang ada di sana. Akan tetapi kita harus selektif dalam memilih dan memilah informasi yang benar atau palsu,” ujar Rauzatul Alya
Finalis Duta Komunikasi ini juga mengatakan bahwa berita–berita yang mengandung informasi hoax berbahaya dan dapat menyebabkan kerugian bagi banyak orang karena dapat memberi pengaruh penggiringan opini yang akhirnya menyebabkan kegaduhan serta ketakutan.
Internet menjadi alat yang paling berpengaruh dalam penyebaran informasi tersebut, karena 92,40 persen informasi bohong tersebar melalui media sosial. 62,20 persen melalui aplikasi chatting, 34,90 persen dari situs web, dan 3,10 persen berasal dari email.
“Internet menjadi yang tertinggi sebagai sarana penyebaran berita palsu,” ujar gadis kelahiran Lhokseumawe 13 September 2001 tersebut
Alya turut mengajak para generasi milenial dan generasi Z agar aktif dalam menghentikan berita palsu yang tersebar dengan cara melaporkan kepada pihak yang bertanggungjawab seperti mengirimkan bukti berita palsu kepada Kominfo melalui aduankonten@mail.kominfo.go.id atau laman turnbackhoax.id.
“Usahakan ketika kamu mendapat informasi yang meragukan segera mengecek kebenaranya atau bisa laporkan kepada pihak yang bertangung jawab. Intinya, berita itu harus berhenti di kamu,” pungkasnya.
Sumber: acehsatu.com