Akademisi Unimal Gelar Public Hearing Untuk Pengembangan Objek Wisata Bukit Gua Jepang

SHARE:  

Humas Unimal
Akademisi Universitas Malikussaleh mengadakan Public Hearing dan Validasi Temuan Kajian Pengembangan Objek Wisata Bukit Gua Jepang di Aula cut Meutia, kampus bukit indah, Lhokseumawe, Kamis (27/2).Foto: Bustami Ibrahim

UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Akademisi Universitas Malikussaleh mengadakan Public Hearing dan Validasi Temuan Kajian Pengembangan Objek Wisata Bukit Gua Jepang di Aula Cut Meutia, Kampus Bukit Indah, Lhokseumawe, Kamis (27/2).

Baca juga : Gua Jepang dan Implementasi Wisata Halal

Tim yang melakukan Kajian Pengembangan Objek Wisata Bukit Gua Jepang Lhokseumawe adalah Dr Nazaruddin selaku ketua, Dr (Cand) Abdullah Akhyar Nasution sebagai sekretaris, Dr Nirzalin sebagai tenaga ahli bidang sosial budaya, Dr Murtala sebagai tenaga ahli  bidang ekonomi wilayah, Dr Zulnazri sebagai tenaga ahli bidang lingkungan, Dr Halim Akbar mengkaji tentang tanah dan pertanian dalam hal ini disampaikan oleh anggota tim Riyandhi Praza, kemudian  Deassy Siska MSc sebagai tenaga ahli geofisika atau seismik, Nova Purnama Lisa MSc tenaga ahli bidang arsitektur, Dr Eng Sofyan ahli yang membidangi teknik sipil, serta  Andrea Zulfa Phdtenaga ahli yang membidangi promosi wisata.

Rektor Universitas Malikussaleh Dr Herman Fithra Asean Eng melalui Pembantu Rektor Bidang Kerja Sama Dr Nazaruddin dalam pembukaan acara tersebut menyampaikan metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi terkait dengan kelayakan Gua Jepang menjadi destinasi wisata yang akan dikembangkan itu dimulai dari observasi, survey, wawancara mendalam secara interview, dan FGD (Focus group discussion).

"Hari ini masuk bagian dari memperkuat informasi public hearing sekaligus validasi. Metode ini kita harapkan sudah cukup meyakinkan kita bahwa kajian ini betul-betul dilandasi oleh pendekatan ilmiah,"kata Dr Nazaruddin.

Selanjutnya, tim pembanding untuk kajian pengembangan  wisata Bukit Gua Jepang menghadirkan pakar dari tanah batak yaitu Dr M Ade Kurnia Harahap yang merupakan Dekan Fakultas Teknik Universitas Simalungun dan alumni ITB yang mengkaji tentang arsitektur landscape.

"Responden yang dilibatkan dalam survey itu sebanyak 704 orang, kemudian wawancara dengan melibatkan masyarakat, tokoh-tokoh, pemerintah dan lembaga-lembaga. Demikian juga FGD yang dilakukan di DPRK Lhokseumawe,"sebutnya.

Tambahnya, Hasil kajian tersebut diharapkan betul-betul menjadi konsentrasi dan fokus kita semua, sehingga apa yang selama ini menjadi fenomena di Aceh seperti musim liburan tidak ada satu tempat liburan wisatayang mampu mengikat para pengunjung.

"Kita harapkan dengan adanya tempat wisata ini nantinya bisa menjadi suatu arena, instrument dan alat yang menjadi pengembangan ekonomi wilayah, sumber pendapatan masyarakat, dan pendapatan lainnya bagi pemerintah kota,"harap Dr Nazaruddin.

Geuchik Blang Panyang Tgk Ilyas Daud menyambut baik tentang pengembangan tempat wisata Gua Jepang. "Saya berterima kasih kepada Unimal yang telah mengkaji pengembangan tempat wisata Goa jepang, mudah-mudahan dengan kajian ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat gampong Blang Panyang, dan juga gampong lainnya yang ada di sekitar tempat wisata,"tuturnya.

Sementara Wali Kota Lhokseumawe Suadi Yahya melalui tim ahlinya Mehrabsyah menyambut baik kegiatan kajian pengembangan objek Wisata Bukit Gua Jepang di Kota Lhokseumawe, dan kajian pada kesempatan ini telah melewati beberapa tahap serta berterima kasih kepada Geuchik dan masyarakat gampong yang juga siap mendukung untuk pengembangan tempat wisata tersebut.

"Sebagai sinergitas Pemerintah Kota Lhokaeumawe yang dikemas dalam RPJM melalui visi dan misi terwjudnya kota Lhokseumawe bersyariat, sehat, cerdas dan sejahtera berdasarkan UU-PA dan MoU Helsinki, dari visi tersebut salah satu misinya adalah meningkatkan perekonomian yang berdaya saing dan berbasis potensi daerah dengan titik berat pada industri, jasa, pariwisata, dan perikanan,"jelasnya.

Kegiatan  publik hearing  yang berakhir pukul 16:00 WIB itu dilanjutkan dengan presentasi oleh tim kajian Pengembangan Objek Wisata Bukit Gua Jepang dan juga tanggapan dari pakar pembanding kajian tersebut.[tmi]


Kirim Komentar