UNIMALNEWS | Bireuen – Pandemi Covid-19 membuat kehidupan perekonomian masyarakat semakin sulit. Pembatasan sosial menyebabkan warga tidak bisa mencari nafkah sehingga daya beli pun menurun.
Menyikapi kondisi tersebut, mahasiswa KKN Kelompok 117 Universitas Malikussaleh menggagas kegiatan pemberian bahan pokok kepada masyarakat yang terdampak Covid-19. “Ada bantuan sembako dari pemerintah. Tapi ternyata tidak semua warga kurang mampu menerimanya,” ungkap Ketua Kelompok 117, Arief Munandar, Rabu (6/5/2020).
Melihat kondisi itu, Arief dan anggota KKN Kelompok 117 yang mengambil skema Balik Kampung di Desa Geudong Alue Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen, berinisiatif memberikan bantuan bahan pokok kepada warga kurang mampu. “Keuchik Gampong Geudong Alue juga sangat mendukung kegiatan kami,” tambah Arief.
Selain Arief, dalam Kelompok 117 juga terdapat Cut Yulisa, Muhammad Syahrul Sabri, Nur Asmawati, dan Ryan Muttaqien yang semuanya berasal dari Bireuen sehingga memudahkan koordinasi dalam melakukan kegiatan selama masa KKN.
Keuchik Geudong Alue, Sayed Fachrurradhi, mengatakan sejak wabah Corona merebak, banyak warga kehilangan mata pencaharian, seperti penjaja makanan yang harus menutup usahanya karena tidak ada pembeli. “Sama halnya dengan orang yang berjualan di kantin sekolah yang harus berhenti bekerja karena sekolah diliburkan,” kata Sayed Fachrurradhi.
Pemerintah sudah menyalurkan bantuan bahan pokok kepada keluarga prasejahtera. Sayangnya, disinyalir masih banyak keluarga kurang mampu yang belum menerima bantuan karena penyaluran yang tidak tepat sasaran.
Ia menambahkan, dari sekian banyak data yang dikirimkan, ternyata ada tiga keluarga yang gagal menerima bantuan karena kartu keluarga yang diberikan sudah tidak aktif lagi. Ketiga keluarga inilah yang kemudian berhasil ditemukan mahasiswa Kelompok 117.
“Alhamdulillah, mahasiswa KKN di gampong kami bekerjasama untuk membelikan sembako yang sama dengan bantuan pemerintah. Dengan demikian tidak ada keluarga yang berkecil hati karena semua mendapatkan bantuan,” tandas Fachrurradhi.
Dikatakan Arief, mereka menyisir keluarga kurang mampu yang layak menerima bantuan. Dari penelusuran tersebut, mahasiswa dan warga menemukan tiga keluarga yang belum menerima bantuan padahal mereka layak mendapatkannya.
Menurut Arief, salah satu cara untuk mendapatkan bantuan sembako dengan menyerahkan fotokopi kartu keluarga yang nantinya akan dikirim kepada pengelola bagian pemerintahan. “Setelah itu baru diketahui berapa banyak keluarga yang dipenuhi oleh pemerintah untuk diberikan bantuan,” kata Arief.
Dosen pembimbing lapangan mahasiswa KKN BK Desa Geudong Alue, Jufridar MSM, memuji kejelian Kelompok 117 yang bisa melihat adanya “lubang” dalam penyaluran bantuan dampak Covid-19 untuk keluarga prasejahtera.
“Kejelian mahasiswa bukan saja membuat warga kurang mampu ikut terbantu, tapi secara langsung sudah membantu memperbaiki data keluarga kurang mampu yang dibutuhkan pemerintah agar bantuan merata. Semoga ke depan, ketiga keluarga tersebut masuk dalam data yang harus dibantu pemerintah,” ujar Jufridar.
Ia mengingatkan Kelompok 117 agar memanfaatkan momentum KKN tersebut untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah. “KKN jangan hanya sekadar menyelesaikan kewajiban akademik, tetapi bisa memberikan outcomes yang berdampak jangka panjang bagi masyarakat dan bagi mahasiswa sendiri,” tandas Jufridar. [bas]
Baca juga: Satu Lagi, Kelompok KKN Bagikan Sabun Cuci Tangan