UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Program Studi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh didesain untuk mengubah pola pikir mahasiswa dari job seekers menjadi job creaters. Lulusan tidak berorientasi mencari kerja, melainkan menyediakan lapangan lapangan kerja dengan mengoptimalkan perkembangan teknologi digital.
Ketua Tim Penyusun Kuriukulum Merdeka Program Studi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh, Dr Naufal Bachri, menyebutkan yang mereka siapkan berdasarkan visi dan misi Prodi Kewirausahaan. Dua poin penting untuk mewujudkan visi dan misi pada 2024 adalah teknologi informasi dan syariah.
“Prodi ini dirancang untuk mengubah mindset mahasiswa, dari jobseekers menjadi jobcreaters. Untuk itu, butuh dukungan semua pihak agar kurikulum ini dapat tersusun seperti harapan,” ujar Naufal ketika memandu Lokakarya Kurikulum Merdeka secara virtual, Kamis (27/8/2020).
Ketika membuka lokakarya tersebut, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh, Dr Hendra Raza, mengatakan keberadaan Prodi Kewirausahaan memiliki peran strategis di tengah berbagai tantangan dalam bidang ekonomi sosial di masa mendatang. “Kehadiran prodi ini untuk menjawab tantangan tersebut,” ujar Hendra.
Guru Besar dari Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB), Prof Togar M. Simatupang PhD yang jadi pemateri menyampaikan konsep kewirausahaan kekinian dalam kurikulum berbasis merdeka belajar.
Ia mengingatkan, Aceh memiliki sejumlah potensi yang bisa dikembangkan sampai ke tingkat internasional, antara lain kopi dan nilam. Menurutnya, Kurikulum Merdeka yang dirancang harus mampu mengangkat potensi daerah dan menjadi peluang usaha lulusan.
Menyangkut kondisi kekinian yang sedang tidak mendukung akibat pandemi Covid-19, Togar mengingatkan dalam dunia bisnis ada istilah valley of death atau lembah kematian.
“Dalam valey of death banyak sekali jebakannya. Ada perusahaan rintisan yang cepat mati, jatuh, tapi harus cepat bangkit kembali. Harus ditolong ketika sedang jatuh, jangan setelah jatuh. Suatu kewirausahaan butuh waktu tiga tahun untuk kita tahu establish atau tidak,” ujar Togar yang sudah beberapa kali berkunjung ke Aceh.
Direktur PT Vinca Rosea, Azhari ST, yang juga menjadi pemateri menyampaikan konsep bagaimana memulai bisnis, mengembangkan, dan mempertahankan keberlangsungannya. “Tips-nya adalah entrepreneurs harus memiliki vision, fashion, action, dan collaboration,” ujar Azhari yang juga alumni Universitas Malikussaleh.
Bagi Kepala UPT Inovasi dan inkubator Bisnis Universitas Malikussaleh, Dr Rusydi Abubakar, keberadaan Prodi Kewirausahaan bisa bersinergi dengan unit kerja yang dipimpinnya. Dia mengingatkan, lembaga pendidikan dibutuhkan untuk mengangkat berbagai potensi daerah. “Kampus bisa memberikan pendampingan berbagai program dalam merintis usaha baru,” ujar Rusydi yang memiliki pengalaman dalam mengelola divisi bisnis di harian Serambi Indonesia.
Dia menambakan, dunia usaha juga membutuhkan perguruan tinggi dalam bidang usaha dalam mengoptimalkan laboratorium yang dimiliki berbagai kampus. Potensi ini, menurut Rusydi, harus dimanfaatkan dunia usaha agar bisa bersaing. Menyangkut permodalan, Rusydi memandang tidak zamannya lagi menjadi kendala dalam merintis usaha. “Bagaimana merintis usaha bermodal gagasan, Prodi Kewirausahaan bisa memberikan solusinya,” tandas Rusdy.
Sementara Kepala Bappeda Kota Lhokseumawe, Salahuddin MSM, yang juga menjadi penanggap menyampaikan dukungan atas terbentuknya prodi ini. Menurutnya, Prodi Kewirausahaan menjadi solusi untuk menyelesaikan persoalan pengangguran yang kian bertambah setiap tahun.
Pihak PT Pupuk Iskandar Muda (Tbk), menyampaikan bahwa perusahaan tersebut banyak menyelenggarakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. CRS memberikan bantuan usaha untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Ketua Kadin Kota Lhokseumawe, Husaini Setiawan, mengapresiasi berdirinya Prodi Kewirausahaan. Menurutnya, pemikiran akademisi dari Universitas Malikussaleh sangat dibutuhkan untuk kemajuan dunia usaha. “Kadin sangat mendukung dan siap bekerjasama dengan Prodi Kewirausahaan,” kata Husaini. [ayi]
Baca juga: Prodi Manajemen Siapkan Kurikulum Merdeka Sesuai Perubahan Zaman