UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Tiga dosen Universitas Malikussaleh menjadi narasumber seminar Merawat Kebhinekaan: Untuk Tangkal Radikalisme dan Separatisme dalam Bingkai NKRI di Aula Ahmad Yani Markas Korem 011/Lilawangsa, Lhokseumawe, Kamis (27/9/2020).
Ketiga dosen Universitas Malikussaleh tersebut adalah Dr Faisal Matriadi dan Dr H Mohd Heikal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Rizwan Haji Ali MA dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Peserta seminar tersebut terdiri dari keuchik di Kecamatan Banda Sakti, pengurus organisasi kepemudaan, organisasi masyarakat, serta mahasiswa sejumlah perguruan tinggi di Lhokseumawe dan sekitarnya.
Seminar dibuka oleh Kasie Teritorial Korem 011/Lilawangsa, Letkol (Inf) Surya, mewakili Komandan Korem, Kolonel (Inf) Sumirating Baskoro yang pada saat bersamaan menjadi narasumber di acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Malikussaleh secara virtual, di Aula Cut Meutia, Kampus Bukit Indah, Lhokseumawe. Pelaksanaan seminar tersebut menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Dalam paparannya, Faisal Matriadi antara lain menjelaskan strategi penanggulangan masalah-maslaah ekonomi di tengah masyarakat sehingga bisa mencegah munculnya bibit radikalisme dan separatisme. Dalam banyak kasus, Faisal menganggap kedua gerakan tersebut terjadi karena ketidakadilan ekonomi.
“Padahal Indonesia memiliki sumber daya alam berlimpah. Namun faktor sumber daya manusia masih menjadi kelemahan yang kemudian menjadi penghalang bagi bangsa ini untuk bisa maju dan berkembang,” ujar mantan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis tersebut.
Sementara Rizwan Haji Ali mengingatkan bahwa kemajemukan di tengah manusia merupakan rahmat bila manusia saling hadir untuk memberikan manfaat kepada orang lain. “Karena sebaik-baik manusia adalah yang eksistensinya bermanfaat bagi orang lain,” ujar mantan anggota Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Aceh Utara tersebut.
Masalah agama dan negara serta kaitannya dengan radikalisme dan separatisme, disebutkan H Mohd Heikal memiliki relasi yang sangat kuat, sebagaimana disampaikan Al-Ghazali, Ibnu Taimiyah, dan Al Mawardi. Heikal mengingatkan, justru harus diwaspadai radikalisme yang berlebihan serta separatisme yang masih ada di Indonesia menjadi semakin mendapat tempat di era post truth ini.
“Maka nilai-nilai gotong royong serta komitmen kebangsaan dengan memperkuat karakter masyarakat yang Pancasilais, mampu mereduksi iritasi kebhinekaan kita sebagai suatu yang bersifat kodrati dan alamiah. Kondisi ini akan memperkuat kesatuan dan persatuan kita dalam bingkai NKRI,” ujar Ketua Prodi Manajemen tersebut.
Seminar ditutup dengan tanya jawab yang semakin memberikan pemahaman bahwa radikalisme dan separatisme adalah sesuatu yang sangat berbahaya bagi keberlangsungan hidup kita dalam berbangsa dan bernegara. [ayi]
Baca juga: Kepala Kehumasan Unimal Memberikan Catatan Refleksi Pilkada di Panwaslih Aceh