Sesuai namanya, Kampus Bukit Indah Universitas Malikussaleh memang memiliki keindahan yang belum semuanya diekplorasi bahkan oleh sivitas akademika. Maka ketika para dosen dan sejumlah tenaga kependidikan berkeliling melintasi perbukitan di sekitar Kampus Bukit Indah selama sepekan lebih, banyak yang baru menyadari terdapat sejumlah titik yang indah sekaligus menantang untuk dilintasi bagi penikmat olah raga hiking.
Latihan hari pertama, tidak terlalu banyak yang hadir karena belum ada informasi. Rektor Universitas Malikussaleh, Dr Herman Fihtra Asean Eng, bersama sejumlah dosen dan tenaga kependidikan melintasi jalan lingkar kampus. Selain untuk latihan hiking, Rektor mengajak calon pendaki untuk lebih mengenali areal di sekitar Kampus Bukit Indah. Batas-batas wilayah Kampus Bukit Indahnya yang dulunya adalah Kompleks Perumahan Karyawan ExxonMobil, sudah banyak yang lenyap.
“Tapi batas wilayah ini sudah masuk dalam citra satelit,” ungkap Rektor Herman Fithra, akhir Mei lalu. Pernyataan itu seperti menegaskan, meski ada beberapa penanda batas wilayah Kampus Bukit Indah lenyap, batas wilayah itu tetap jelas secara hukum dan tidak bisa dihilangkan.
Hari pertama, tingkat elevasi bukit yang dilintasi tidak terlalu curam. Tetapi, hari-hari berikutnya, dalam latihan yang juga dipandu pegiat UKM Universitas Malikussaleh Pecinta Alam (Umpal), medannya semakin berat. Misalnya, Rektor membawa peserta melintasi bukit di atas Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang memiliki kecuraman tajam. Bahkan untuk naik ke puncak bukit, Irhamna Ikhwan dkk menyiapkan tali untuk berpegang ketika mendaki.
“Di Burni Telong, di beberapa titik juga pendaki harus menggunakan tali,” ungkap mahasiswa Teknik Mesin yang juga ketua UKM Umpal. Yup, latihan ini memang sebagai persiapan menuju puncak Burni Telong di Kabupaten Bener Meriah dengan ketinggian 2.624 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Latihan spartan tidak cukup hanya satu atau dua hari sebab medan yang dihadapi di Burni Telong, Bener Meriah, jauh lebih berat. Atas pertimbangan itulah, Rektor Unimal menambah porsi latihan untuk beberapa orang yang ditargetkan bisa mencapai puncak. Latihan tambahan itu dilaksanakan dua kali di waktu pagi sampai siang hari di tengah sinar matahari yang membara.
Titik start dari Desa Hagu Selatan, Lhokseumawe, sampai puncak tertinggi yang ada di Lhokseumawe, benar-benar menguras energi, apalagi ditambah beban di punggung. Tidak heran bila kemudian dosen Fakultas Pertanian, Riyandhi Praza MSi, dua kali terjungkal di perbukitan dan area tambak. Medannya memang terasa lebih berat dibandingkan dengan latihan sore hari di sekitar Kampus Bukit Indah. “Tapi saya tetap semangat latihan karena tersinspirasi dari dosen senior yang tangguh melahap tanjakan sulit,” ujar Riyan tertawa.
Dalam dua kali latihan porsi tambahan, Rektor Unimal membawa peserta melintasi perbukitan tertinggi di belakang Guha Jepang, sebuah destinasi wisata di Kota Lhokseumawe. Di atas puncak tersebut, angin berembus kencang memberikan kesegaran dan menepis lelah setelah menempuh perjalanan berjalan kaki menaiki perbukitan. Di bawah sana, tanki-tanki gas milik PT Perta Arun Gas, pelabuhan, dan Kota Lhokseumawe terlihat kecil. Sementara Selat Malaka terlihat bersinar kebiruan dari kejauhan.
Tidak semua yang bergabung adalah dosen muda. Banyak juga dosen senior seperti Ketua Program Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr Marbawi yang genap 57 tahun pada Desember 2021 mendatang. Keberadaan Marbawi bersama dosen senior lain seperti Dr Dahlan Abdullah dan beberapa lainnya, ikut membakar semangat dosen muda dalam melintasi medan-medan sulit.
Sementara dalam latihan sore hari, suasananya lebih berwarna sebab juga dihadiri anggota keluarga para dosen dan aktivitis pecinta alam Universitas Malikussaleh. Dosen senior seperti Muhammad Zakaria MT serta sejumlah nama lainnya, juga hadir memberi semangat bagi yang muda.
Latihan spartan ini memberikan dampak berganda. Selain baik bagi kesehatan, juga membuat segenap sivitas akademika lebih mengenali dan mencintai lingkungan. Menurut Dwi Fitri MA, dosen Prodi Ilmu Komunikasi, kegiatan tersebut juga menambah silaturahim di antara sesama dosen dan keluarganya. “Baiknya kegiatan seperti ini digelar secara rutin di kampus,” kata Dwi yang selalu bersemangat latihan.
Rangkaian latihan sebagai persiapan menuju puncak Burni Telong, merupakan bagian dari peringatan Dies Natalis Universitas Malikussaleh ke-52 pada 12 Juni 2021 atau genap 20 tahun Unimal menjadi perguruan tinggi negeri. Ada sejumlah kegiatan lain yang digelar seperti diving, gowes, jalan sehat, lomba menulis, lomba video, dan pagelaran seni. [Ayi Jufridar]