Enam Mahasiswa Umpal Unimal Akan Mendaki Gunung Leuser Selama 12 Hari

SHARE:  

Humas Unimal
Enam Mahasiswa Umpal Unimal Akan Mendaki Gunung Leuser Selama 12 Hari. Foto: Bustami Ibrahim

UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Enam mahasiswa yang tergabung pada Unit Kegiatan Mahasiswa Pencinta Alam (UKM-PA) UMPAL Universitas Malikussaleh akan melakukan pendakian Gunung Leuser 3.466 Mdpl selama 12 hari dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76 tahun dan 20 tahun penegerian Unimal. Mereka akan berangkat hari ini, Jumat (6/8/2021) menuju Gayo Lues.

Pelepasan keenam personil UKM Pecinta Alam Umpal tersebut dilakukan oleh Rektor Universitas Malikussaleh, Prof Dr Herman Fithra Asean Eng di Kampus Bukit Indah, Lhokseumawe. Pelepasan itu turut dihadiri oleh pendiri Mapala-Umpal Unimal, Muntazar, Kabag Kemahasiswaan, Asri MT dan sejumlah pengurus UKM tersebut. 

Plt Ketua Umum, UKM-PA-Umpal, Rahmadani Ade Minda mengatakan, kegiatan pendakian gunung kali ini mengusung tema "Ekspedisi Merah Putih Gunung Leuser 2021" dengan estimasi waktu maksimum 12 hari (9-20 Agustus 2021). Enam personil tim yang berangkat adalah, Muhammad Ryanda, Ahyar, Muhammad Iqbal, Aisah Amini Tanjung, Irhamna Ikhwan, dan Muzakir Kamal.

"Enam personil akan berangkat hari ini menuju Gayo Lues, dan rute yang direncanakan menggunakan jalur khansa Kedah. Saya berpesan agar menjaga kekompakan, dan selamat sampai tujuan, jangan lupa selalu berdoa," katanya.

Sementara, Rektor Unimal, Prof Dr Herman Fithra Asean Eng menyampaikan, ekspedisi merah putih kali ini harus menjadi catatan sejarah dari Umpal Unimal untuk Indonesia dengan melakukan pendakian Gunung Leuser 3.466 Mdpl tersebut. Ke-enam mahasiswa tersebut telah mendapat persetujuan dari orang tua masing-masing yang dibuktikan dengan surat keterangan.

"Karena pendakian ini terlalu ekstrim dan membutuhkan waktu hingga 12 hari, maka Keenam mahasiswa ini harus mendapat izin dari orang tuanya masing-masing," sebutnya.

Rektor berharap, tim pendaki gunung leuser ini harus selalu melakukan koordinasi dan komunikasi dengan petugas pendamping nantinya. Selain itu, pendaki harus kompak saling menjaga dan berdoa dengan menyerahkan diri kepada Allah.

"Pendakian ini harus ditulis sebagai catatan sejarah yang akan dijadikan buku nantinya. Kami nanti akan terus melakukan komunikasi dengan petugas di sana untuk mengetahui kondisi anak-anak, semoga berhasil dan kembali dengan selamat," harap Prof Dr Herman Fithra.[tmi]


Berita Lainnya

Kirim Komentar