Tiga Peneliti Unimal Presentasi di Bappeda Aceh

SHARE:  

Humas Unimal
Teuku Kemal Fasya, salah satu peneliti yang mempresentasikan penelitian kerja sama perguruan tinggi dengan Bappeda Aceh di Banda Aceh, Rabu (29/9/2021)

UNIMALNEWS | Banda Aceh – Tiga peneliti dari Universitas Malikussaleh melakukan presentasi proyek penelitian kerja sama dengan Pemerintah Aceh di Bappeda Aceh, Banda Aceh, pada Rabu (29/9/2021). Kegiatan presentasi itu dilaksanakan bersamaan dengan empat perguruan tinggi negeri lainnya, yaitu UIN Ar Raniry, Universitas Samudera (Unsam), dan Universitas Teuku Umar (UTU). Upaya riset ini sendiri diarahkan untuk ikut membantu pengembangan kegiatan strategis nasional yang ada di Provinsi Aceh.

Kegiatan ini sendiri merupakan tindak lanjut dari pertemuan para pimpinan perguruan tinggi dengan Kepala Bappeda Aceh di Universitas Teuku Umar, Meulaboh pada 16 Agustus 2021, yang menghasilkan kesepakatan tentang tema-tema yang akan diteliti oleh masing-masing perguruan tinggi negeri di Aceh. Pada pertemuan 15 September 2021, para rektor akhirnya mengusulkan ketua tim peneliti dari setiap PTN di kantor Bappeda, Banda Aceh.

Ketiga peneliti dari Unimal yang hadir pada saat presentasi tersebut adalah Dr Sulhatun, Dr Rozanna Dewi, dan Teuku Kemal Fasya. Sulhatun melakukan presentasi penelitian dengan judul “Pengembangan Proses dan Produk Forganic Berbasis Kemiri Melalui Konsep Ecogreen di Era Pandemi Covid-10”, Rozanna Dewi mempresentasi penelitian dengan judul “Pengembangan Produksi Pengolahan Bahan Baku Lokal Menjadi Plastik Ramah Lingkungan”. Adapun Teuku Kemal Fasya mempresentasikan proposal penelitian “Daya Resiliensi dan Adaptasi Suku Bangsa Tempatan (Host Ethnics) di Aceh Pasca-Tsunami dan Konflik”. 

Menurut Ketua LPPM Universitas Malikussaleh sekaligus ketua tim  rombongan peneliti, Dr Muhammad Daud, menyebutkan penelitian yang diajukan Unimal dalam skema kerja sama dengan Bappeda Aceh ini menjadi upaya untuk memperkuat peran riset dalam implementasi pembangunan (applied research), yang bisa berdaya guna, bukan hanya bagi lembaga pemerintah atau stakeholders, tapi juga bagi institusi pendidikan dan penelitian. “Kegiatan ini juga akan memperkuat hubungan perguruan tinggi untuk bersinergi dalam pembangunan. Pemerintah tidak mungkin melakukan kegiatan pembangunan  sendirian. Kampus harus berbicara secara kritis melalui riset yang dilakukannya,” ungkapnya.

Kegiatan presentasi ini akan ditindaklanjuti oleh Bappeda Aceh untuk tahapan selanjutnya, termasuk sinkronisasi kegiatan penelitian dengan pembiayaan yang akan ditanggung oleh pemerintah. [ryn]


Kirim Komentar