Dosen Unimal Gelar Psikososial “Rukon Ubat Hatee” dalam Rangka Penguatan Perdamaian Aceh

SHARE:  

Humas Unimal
Dosen Unimal Gelar Psikososial “Rukon Ubat Hatee” dalam Rangka Penguatan Perdamaian Aceh

UNIMALNEWS | Sawang – Sejumlah dosen Universitas Malikussaleh mengadakan kegiatan Psikososial “Rukon Ubat Hatee” dalam rangka penguatan perdamaian Aceh di di halaman Masjid Al Mukmin, Gampong Paya Gaboh, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, Sabtu (27/11/2021).

Rukon bak konser di malam hari sampai menjelang Subuh itu diadakan oleh Dr Hafnidar M.Sc, Ikhyanuddin M.Acc, dan Nursan Junita, MA sebagai bentuk kegiatan Psikososial dan pengabdian masyarakat di gampong lingkungan Unimal pasca bencana konflik, Tsunami dan Pandemi Covid-19.

Dr Hafnidar mengatakan, Rukon merupakan aset dan potensi dalam bentuk seni budaya religi masyarakat Aceh. Banyak generasi Aceh sekarang ini yang tidak mengenal Rukon, padahal kegiatan Rukon merupakan kegiatan menasehati dengan tidak menggurui, sangat halus, indah dan berseni.

“Seperti kita ketahui bahwa syiar agama Islam di bumi Serambi Mekah salah satunya dibawakan melalui seni. Kegiatan seperti ini sangat sesuai untuk karakter masyarakat Aceh yang religius, fanatik, keras dan berprinsip kuat,” katanya.

Hafnidar  menyebutkan, Rukon itu seperti halnya orang berpantun yang spontan sahut menyahut antar kelompok, Rukon yang dimotori oleh pemuda Gampong Paya Gaboh itu menghadirkan tiga Syekh ternama yang tergabung dalam tiga kelompok Rukon yaitu grup Jamaul Husna pimpinan Syekh Syah Nisam, grup Meunasah Dua Pasi pimpinan Syeh Mursyidi-Matang, dan group Harapan Bangsa pimpinan Syekh Hasan Ulee Pulo.

Lanjutnya, dengan lihainya ketiga grup ini secara spontan menuturkan syair-syair rukonnya mulai dari bab pentingnya salam dan menjawab salam, fiqih, adab dan akhlak, sampai dengan bab silaturahmi membina persaudaraan serta pentingnya pemaafan untuk Kesehatan mental.

“Pagelaran Rukon ini dihadiri lebih dari 500 orang dari berbagai gampong yang ada di Kecamatan Sawang, Nisam, Bandar Baro dan Muara Batu, ini betul-betul menjadi “ubat hatee” ataupun pelipur lara dalam mengisi pembangunan Aceh, seperti tema yang diusung yaitu “Rukon Ubat Hatee” untuk penguatan perdamaian bangsa,” tutupnya.[tmi]


Kirim Komentar