Tiga Dosen Unimal Berbagi Tips Menulis Karya Ilmiah di IAIN Lhokseumawe

SHARE:  

Humas Unimal
Dosen Universitas Malikussaleh, Ayi Jufridar, memberikan pelatihan tentang menulis karya ilmiah di Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Lhokseumawe, Kamis (2/12/2012). Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Tiga dosen Universitas Malikussaleh memberikan tips menulis karya ilmiah kepada ratusan mahasiswa IAIN Lhokseumawe di Kampus Bukitrata, Lhokseumawe, 1-2 Desember 2021. Pelatihan bukan hanya memberikan teknis penulisan dan berbagai informasi seputar penulisan karya ilmiah, tetapi juga disertai motivasi dalam penulisan dan membaca.

Ketiga dosen tersebut adalah Teuku Kemal Fasya, Muchlis Ismail, dan Ayi Jufridar yang selama dua hari memberikan pelatihan sekaligus motivasi menulis dan membaca kepada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dari IAIN Lhokseumawe.

Hari pertama, Teuku Kemal Fasya menjelaskan teknik penulisan karya ilmiah populer di media massa kepada 167 mahasiswa IAIN Lhokseumawe. Penulis sekaligus antropolog Universitas Malikussaleh tersebut, juga memaparkan profil dari sejumlah media massa lokal dan nasional serta strategi mempublikasikan artikel.

Hari kedua, di Aula Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) IAIN Lhokseumawe, Ayi Jufridar dan Muchlis Ismail menyampaikan materi seputar penulisan karya ilmiah. Ayi Jufridar juga mengingatkan tentang plagiasi serta etika dalam menulis di media massa dalam diskusi yang dipandu Nyak Oemar Ayri, mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang pernah menjadi juara menulis artikel di Universitas Malikussaleh.

Dalam kesempatan itu, Ayi Jufridar juga memberikan motivasi menulis bagi mahasiswa agar tidak mudah menyerah ketika artikel ditolak karena belum memenuhi standar pemuatan di media tertentu. “Penolakan seperti itu juga dialami para penulis senior. Tapi mereka tidak pernah menyerah. Penolakan juga bagian dari proses,” kata pengajar jurnalistik di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Malikussaleh tersebut.

Pertanyaan peserta bukan hanya seputar karya ilmiah, banyak juga yang bertanya tentang penulisan novel seperti disampaikan Ahmad Daniel. Sementara Fitrianingsih bertanya tentang kesulitan menulis karya ilmiah karena lebih sering berimajinasi daripada berpikir ilmiah. Pertanyaan lain juga datang dari Wahyuni, Nusriani, Sadli, dan Abdul Ghafar yang bertanya seputaran pedoman menulis.

Dalam sesi kedua di hari Kamis, Muchlis, M Sos, menjelaskan tentang bentuk-bentuk karya tulis ilmiah, yang memiliki karakter penulisan khusus secara ilmiah, serta disusun berdasarkan sifat keilmuannya yang didasari pada pengamatan dan penelitian dengan menggunakan metode serta sistematis tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Salah seorang mahasiswi, Nurisyani, mengajukan pertanyaan  tentang bagaimana membuat tulisan karya ilmiah yang objectif dan tidak emotif. Pertanyaan tersebut dijawab, bahwa untuk menghadirkan tulisan lebih objektif, penulis memaparkan fakta yang didapat dari hasil analisis penelitian, bukan dari perasaan penulisnya.

Pelatihan di Aula FUAD dibuka Rektor IAIN Lhokseumawe, Dr Danial, yang mengingatkan pentingnya pemahaman literasi bagi mahasiswa di tengah perkembangan teknologi digital. Sementara Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan IAIN Lhokseumawe, Dr. Al Husaini M. Daud  mengingatkan mahasiswa tentang manfaat menulis karya ilmiah dan menjadi penulis hebat.  “Setelah mengikuti pelatihan, para peserta wajib menulis karya ilmiah dan mengirimkan ke media,” ujar Al Husaini.

Wakil Rektor II Bidang IAIN Lhokseumawe, Dr. Darmadi, mengharapkan pelatihan tersebut memberikan pengetahuan baru dan motivasi bagi mahasiswa dalam dunia tulis-menulis. “Para peserta tidak hanya mendapatkan teori, tapi langsung mendapat tugas menulis artikel,” ujar dosen IAIN yang juga pernah menjadi wartawan. [kur]


Berita Lainnya

Kirim Komentar