UNIMALNEWS | Malang - Rektor Universitas Malikussaleh, Prof Dr Herman Fithra ASEAN Eng hadir dalam pertemuan Forum Rektor Indonesia (FRI). Pertemuan itu dikemas dalam Seminar Nasional yang membahas tentang strategi dan inovasi perguruan tinggi menuju daya saing global yang diselenggarakan di Gedung Bundar Universitas Islam Malang (Unisma), Kota Malang, Selasa (11/1/2022).
Pertemuan itu juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Ketua FRI yang juga Rektor UGM, Prof Panut Mulyono ASEAN Eng, Bupati Malang, HM Sanusi, Kepala LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur, Prof Suprapto, DEA, tuan rumah yaitu Rektor Unisma, Prof Dr H Maskuri MSi, dan juga dihadiri oleh 150 rektor perguruan tinggi se-Indonesia.
Rektor Universitas Malikussaleh, Prof Dr Herman Fithra ASEAN Eng mengatakan, pertemuan FRI ini sebagai ajang silaturahmi rektor se-Indonesia untuk bersanding memajukan pendidikan di Indonesia. Herman juga menyebutkan, di acara itu, FRI memberikan bantuan Rp 300 juta untuk Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang yang terdampak erupsi Gunung Semeru beberapa waktu lalu.
“Alhamdulillah, hari ini bisa mengikuti konsolidasi pengurus FRI di Unisma. Kami juga berkesempatan bertemu dan berdiskusi dengan Gubernur Jawa Timur. Semoga FRI bisa memberikan sumbangan Tridharma bagi kemajuan bangsa,” katanya.
Ketua Forum Rektor Indonesia, Prof Panut Mulyono ASEAN Eng menyampaikan, kampus sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki banyak potensi untuk melakukan gerakan perubahan karena kampus merupakan pusat inovasi yang dibutuhkan untuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Perguruan tinggi di Indonesia perlu untuk optimalisasi dan mendongkrak daya saing bangsa di tingkat global. Banyak pemeringkatan perguruan tinggi dunia, seperti Academic Ranking of World Universities, Times Higher Education World University Rankings, QS World University Rankings, dan lain-lain.
"Dari data QS World University Rankings 2021 peringkat 10 besar masih diduduki oleh perguruan tinggi di Amerika Serikat, Inggris dan Swiss. Maka melalui seminar ini kita bisa rancangkan strategi dan inovasi perguruan tinggi menuju daya saing global,” sebutnya.
Lanjut Prof Panut Mulyono, sebentar lagi masyarakat Indonesia memasuki tahun ketiga pandemi Covid-19. Sudah dua tahun pembelajaran daring dilakukan. Perkembangan teknologi begitu cepat. Covid berdampak luar biasa.
“Covid juga membimbing dan memacu kita untuk mempercepat perubahan, juga mengingatkan masyarakat untuk bertindak secara tidak biasa, harus lebih bersungguh-sungguh. Covid juga memotivasi untuk berbuat kebiasaan baru agar bertahan hidup dan berkembang,”jelas Rektor UGM tersebut.
Menurut Rektor UIN Mataram, Prof Dr Masnun Tahir menyebutkan, pertemuan itu juga sempat merespons tentang rencana Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) dari Menteri Kemdikbud Ristek.
"Kita akan lihat tentang manfaat dan mudharatnya sebelum diluncurkan. Karena selama ini telah ada BAN PT yang melakukan kegiatan akreditasi dan bersifat gratis karena sama-sama lembaga dibiayai oleh negara," ungkapnya.[tmi]