Dekan Fakultas Ekonomi UTU Ingatkan Soal Pengangguran Terdidik

SHARE:  

Humas Unimal
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Teuku Umar, Prof Dr T. Zulham, menjadi narasumber kuliah umum yang digelar Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Malikussaleh di Kampus Bukit Indah, Lhokseumawe, Rabu (9/3/2022). Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Bukit Indah – Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Teuku Umar, Prof Dr T. Zulham mengingatkan kemajuan teknologi mengurangi tenaga kerja. Sementara jumlah tenaga kerja setiap tahun terus meningkat, berbanding terbalik dengan penyerapan tenaga kerja.

Kondisi ini menyebabkan bertambahnya pengangguran di Indonesia, termasuk di Aceh. Penambahan pengangguran juga terjadi dari kalangan terdidik.  Di Provinsi Aceh pengangguran tamatan S1 ke atas banyak terdapat di Kota Banda Aceh, kemudian diikuti Kabupaten Aceh Besar, dan ketiga Kabupaten Aceh Utara.

“Untuk menekan angka pengangguran terdidik akibat pertumbuhan teknologi, sarjana harus lebih kreatif dan menjadi solusi bagi terbukanya lapangan kerja baru,” ujar Prof Zulham ketika memberikan kuliah umum di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh Kampus Bukit Indah, Lhokseumawe, Rabu (9/3/2022).

Zulham menjadi narasumber dalam kuliah umum Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh dengan mengusung tema “Lulusan Sarjanan dan Permintaan Pasar Tenaga Kerja”.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh, Dr Hendra Raza, menuturkan kesempatan kerja produktif di Indonesia masih terbatas, sehingga penganggur terdidik relatif tinggi apalagi dalam masa pandemi Covid-19 pengangguran terus bertambah.

Akan tetapi, kondisi yang mulai menuju normal, penyerapan tenaga kerja akan mulai terbuka kembali secara perlahan. Pengembangan kualitas sumber manusia manusia  menjadi salah satu fokus prioritas dalam meningkatkan SDM yang kompeten, produktif, unggul, dan berdaya saing tinggi,” ujar Hendra dalam acara yang dipandu Fanni Nailufar,  M.Si.

Sementara Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh, Dr Murtala, menuturkan adanya kesenjangan antara permintaan dan suplai tenaga kerja berpendidikan. Menurutnya, suplai lebih besar dari permintaan tenaga kerja, sehingga menyebabkan terjadinya pengangguran terdidik. Rata-rata lulusan sarjana berfokus mencari pekerjaan sebagai pegawai negeri dan menjadi pegawai swasta yang permintaannya relatif sedikit.

“Akibatnya, jumlah lulusan sarjana lainnya yang jumlahnya cukup besar tidak kebagian. Mau tidak mau lulusan sarjana yang jumlahnya relatif cukup besar harus mampu menciptakan inovasi duntuk mengembangkan kreativitas dalam membuka lapangan kerja sendiri. Ini menjadi salah satu alternatif untuk tidak menjadi pengangguran,” papar Murtala. [ayi]


Berita Lainnya

Kirim Komentar