Guru Besar USU Isi Kuliah Umum Jurusan Informatika Unimal

SHARE:  

Humas Unimal
Prof Dr Muhammad Zarlis menyampaikan kuliah umum Jurusan Informatika Unimal dipandu Rini Meiyanti, MKom pada Senin (23/05/22) di Aula Cut Mutia Kampus Unimal Bukit Indah Lhokseumawe. Foto:Ist

UNIMALNEWS | Bukit Indah– Dalam rangka mempersiapkan lulusan yang berkompeten dan berdaya saing tinggi, Jurusan Informatika Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh (Unimal) melaksanakan kuliah umum pada hari Senin (23/9/2022). Kegiatan ini menghadirkan Prof Dr Muhammad Zarlis, Guru Besar Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara sebagai narasumber dalam kegiatan yang berlangsung di Aula Cut Mutia Kampus Unimal Bukit Indah Lhokseumawe.

Tema yang diangkat dalam kuliah umum tersebut adalah “Program MBKM Berbasis Kecerdasan Buatan di Era Metaverse”.  Kegiatan yang diikuti oleh dosen dan mahasiswa Universitas Malikussaleh ini dipandu oleh Rini Meiyanti MKom, dosen Program Studi Teknik Informatika Unimal.  Dalam sambutannya, Ketua Jurusan Informatika Unimal, Munirul Ula PhD mengatakan bahwa  tema yang diangkat dalam  kuliah umum kali ini sesuai dengan kondisi yang akan terjadi di masa depan di mana banyak pekerjaan manusia akan melibatkan media digital yang digambarkan sebagai era Big Data, Internet of Things, Artificial Intelligence dan metaverse.

Di awal pemaparannya, Muhammad Zarlis menyampaikan tentang Revolusi Industri 4.0 serta delapan teknologi Revolusi Industri 4.0 yang telah berdampak besar terhadap kehidupan manusia. Teknologi-teknologi tersebut adalah Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan, Internet of Things, 3D Printing, Robotic, Blockchain, Drone, Virtual Reality (VR), dan Augmented Reality (AR).

Terkait dengan dunia pendidikan, dijelaskannya tiga dari teknologi di atas memiliki peran yang signifikan dalam peningkatan mutu perguruan tinggi, yaitu Kecerdasan Buatan, Virtual Reality dan Augmented Reality. Dukungan tiga teknologi tersebut memungkinkan dikembangkannya metaverse, sebuah dunia virtual yang istilahnya pertama kali muncul dalam novel fiksi ilmiah Snow Crash karya Neal Stephenson.   

“Di metaverse, pengguna bisa melakukan kegiatan apa saja secara virtual seperti melakukan rapat, belajar, mengajar, berbelanja hingga melaksanakan audit mutu perguruan tinggi tanpa perlu berada di ruang fisik yang sama dengan orang lain. Dosen, staf atau mahasiswa bisa langsung bergabung bersama di kantor virtual metaverse dengan menggunakan headset VR, kacamata AR dan oculus rift sehingga civitas akademika bisa merasakan suasana kantor sungguhan”, terang Zarlis yang juga pengurus Asosiasi Pendiidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) pusat ini.

Sehubungan dengan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang diantaranya bertujuan mengembangkan proses belajar mengajar yang lebih bervariasi dan fleksibel, relevan, up-to-date, kolektif dan kolaboratif, Zarlis menyampaikan akan sangat dimungkinkan dicapai dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

Di akhir paparannya, ia menjelaskan tentang bagaimana Kecerdasan Buatan bisa berkontribusi terhadap Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) perguruan tinggi. Ia menegaskan bahwa untuk mencapai suatu sistem jaminan mutu internal yang baik, perlu dibangun sebuah kerangka dari konsep jaminan mutu sesuai dengan era industri 4.0 yang berbasis digital dengan memanfaatkan teknologi Kecerdasan Buatan.

Acara kuliah tamu yang berlangsung kurang lebih tiga jam ini ditutup dengan sesi tanya jawab antara peserta dan pemateri. [kur]


Kirim Komentar