UNIMALNEWS | Lancang Garam – Mahasiswa yang akrab dengan dunia digital bisa mendapatkan penghasilan pasif atau passive income tanpa harus mengalokasikan waktu khusus untuk bekerja yang bisa mengganggu perkuliahan. Terdapat sejumlah strategi yang bisa dilakukan untuk bisa mendapatkan passive income tanpa mengorbankan tujuan utama.
Passive income bisa diperoleh dengan berbagai cara, baik dengan modal besar dalam bentuk materi atau tanpa modal materi. Modal bisa berupa kreativitas dan keterampilan dalam marketing digital.
Secara sederhana, passive income adalah pendapatan atau penghasilan pasif. Ada juga yang mengartikan passive income adalah penghasilan sampingan. Passive income artinya penghasilan (uang) yang diperoleh seseorang dalam berbagai bidang dan berbagai cara dengan melakukan aktivitas yang sangat minim.
Demikian antara lain yang disampaikan owner OLG Indonesia, Muhammad Nasir, ketika memberikan pelatihan kepada mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh. Pelatihan dalam rangkaian Workshop Series Mahasiswa Jurusan Manajemen tersebut berlangsung selama dua hari di ruang kuliah Program Magister Ilmu Manajemen di Kampus Lancang Garam, Lhokseumawe, Sabtu dan Minggu (21-22/05/2022).
Dalam pelatihan tersebut, Nasir menjelaskan dan mempraktekkan langsung sejumlah hal yang bisa dilakukan mahasiswa untuk mendapatkan passive income melalui dunia digital. Ia membuka sejumlah platform dan menyampaikan sejumlah strategi untuk mendapatkan penghasilan pasif dengan investasi waktu yang minim.
“Tanpa kita sadari, dunia digital marketing saat ini sudah sangat memengaruhi semua kinerja manusia,” ujarnya.
Selain memberikan kemampuan praktis kepada peserta, Nasir yang sudah berpengalaman di bidang marketing digital juga berbagi kisah perjuangannya. Kisah tersebut memberikan inspirasi bagi mahasiswa.
Ketua Jurusan Manajemen, Dr Naufal Bachri, menyebutkan kegiatan tersebut berlangsung secara bertahap untuk memberikan softskill bagi mahasiswa dalam menghadapi globalisasi saat ini. Kegiatan ini diawali dengan pemahaman akan dunia digital dan keinginan serta kegiatan keseharian yang merupakan hobi mahasiswa sebagai dasar pengelompokan kelas berdasarkan minat.
“Kami mengharapkan mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan informatif saja dalam pelatihan tersebut, tetapi bisa langsung mempraktekkannya. Mahasiswa memiliki waktu yang panjang di dunia digital, dan ini bisa memberikan penghasilan tambahan,” ujar Naufal yang didampingi Ketua Program Studi Manajemen Widyana Verawaty Siregar, Ph. D. [ayi]