Peringati Dies Natalis, Ini Makna Tema 53 Tahun Universitas Malikussaleh

SHARE:  

Humas Unimal
Dies Natalis Universitas Malikussaleh ke-53

UNIMALNEWS | Bukit Indah - Hari ini, 53 tahun yang lalu, tepatnya 12 Juni 1969 berbekal Surat Keputusan Bupati/Kepala Daerah Tingkat II Aceh Utara Nomor: 01/TH/1969 tanggal 12 Juni 1969 berdirilah Akademi Ilmu Agama jurusan Syariah. Akademi ini kemudian dengan sejarah panjangnya menjelma menjadi dua perguruan tinggi yakni Universitas Malikussaleh dan satu lagi menjadi Perguruan Tinggi Islam yang saat ini bernama IAIN Lhokseumawe.

Universitas Malikussaleh yang diresmikan menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pada 1 Agustus 2001, pada hari ini memperingati hari lahirnya ke-53. Beragam kegiatan pun dilaksanakan untuk menyemarakkan peringatan ini.

Peringatan 53 tahun Universitas Malikussaleh mengambil tema “Membumikan Kebangsaan, Melangitkan Keilmiahan”. Menurut Kepala UPT Bahasa, Kehumasan, dan Penerbitan, Teuku Kemal Fasya MHum, tema ini diambil sebagai wujud transformatif Unimal, dari awalnya sebuah PTN yang hanya diharapkan sebagai skrup perdamaian Aceh pascakonflik dan momentum penguatan rekonsiliasi, hingga kini telah menjelma menjadi PTN terbuka bagi seluruh anak bangsa untuk belajar.

“Dengan karakteristik sivitas akademikanya yang beragam, Unimal telah layak disebut membumikan nilai-nilai persatuan dan kebangsaan dalam konteks Tridarma Perguruan Tinggi. Demikian pula nilai-nilai keberagaman dan kebangsaan diadvokasi sebagai gerakan pengetahuan dan keilmiahan, bukan semata sebagai gerakan advokasi sosial,” jelas Kemal.

Sementara itu, Rektor Universitas Malikussaleh, Prof Dr Herman Fithra Asean Eng mengatakan kini Universitas Malikussaleh telah menjadi salah satu PTN yang cukup bonafide di Nusantara pada umumnya, dan Sumatra pada khususnya dengan jumlah mahasiswa tak kurang dari 22 ribu dan memiliki tujuh fakultas serta 45 Program Studi dengan empat jenjang yang berbeda, yaitu D3, S1, S2, dan profesi.

Sebagai sebuah perguruan tinggi negeri, Unimal telah menjadi lembaga pendidikan publik yang diminati warga seluruh Nusantara, bukan saja berasal dari anak-anak Sumatra, tapi juga Papua, Papua Barat, NTT, Maluku, Maluku Utara, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. “Maka, tepat jika kini Unimal menjadi miniatur Indonesia dengan keberagaman etnografis dan agama yang cukup kaya,” pungkas Rektor. [ryn]


Kirim Komentar