Sesuai Tema KKN, Kelompok 28 Menyulap Bambu Menjadi Tempat Sampah

SHARE:  

Humas Unimal
Mahasiswa KKN Kelompok 28 di Desa Geulumpang Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara, membuat tong sampah dari bambu. Foto: Ist.

DALAM melaksanakan program dan kegiatan selama melaksanakan Kuliah Kerja nyata (KKN), mahasiswa dituntut aktif dan kreatif dalam merancang program serta kegiatan yang sesuai dengan tema. Selain itu, program juga harus lebih variatif dan berdampak jangka panjang bagi masyarakat setempat.

Pemberitaan kegiatan KKN mahasiswa Universitas Malikussaleh yang sudah berlangsung sejak Juni 2022 lalu, di satu sisi membuat semua kegiatan tercatat dan mendapatkan publikasi yang memadai. Tidak hanya di media internal, sejumlah media massa arus utama juga memberitakannya. Namun, pemberitaan masif juga memberi peluang adanya keseragaman kegiatan dan program antara satu kelompok dengan kelompok lain. Hal itu bisa terekam dari pemberitaan selama ini.

Kondisi itu membuat Kelompok 28 di Desa Geulumpang Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara, mendesain program yang berbeda tetapi tidak lari dari tema KKN. “Akhirnya kami memilih untuk membuat tempat sampah dengan memanfaatkan bambu yang mudah didapat di lingkungan sekitar,” ungkap Ketua Kelompok 28, Aan Ariski, Kamis (7/7/2022).

Sebelumnya, Kelompok sudah menggelar program pemberian pelajaran tambahan bagi anak-anak dan disertai dengan pemberitan bubur kacang untuk kesehatan. Program dan kegiatan yang dilakukan memiliki irisan kuat dengan tema “Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Masyarakat Serta Budaya Hidup Bersih dan Sehat Tanpa Stunting”. Selain itu, mahasiswa Kelompok 28 juga rutin mengajak anak-anak senam sehat.

Menurut Aan, gagasan membuat tong sampah dari bambu karena belum tersedia tempat membuang sampah yang memadai. Di jalan-jalan desa juga banyak terlihat sampah berserakan. “Keterbatasan fasilitas tempat sampah juga menjadi salah satu faktor kurangnya kebersihan,” kata mahasiswa Pendidikan Vokasional Teknik Mesin tersebut.

Mahasiswa memulai kegiatan tersebut dari pengumpulan bambu, pembersihan, serta pemotongan bambu menjadi ukuran yang telah ditentukan. Selanjutnya bambu dirakit dan diberi warna agar tempat sampah tersebut selain memiliki fungsi juga memiliki nilai estetika. Tempat sampah yang sudah selesai dibuat kemudian dikeringkan dan rencananya akan di letakkan di depan meunasah, dan di beberapa tempat umum yang memiliki potensi menghasilkan sampah dan belum tersedia tempat sampah.

“Mudah-mudahan dengan dibuatnya tempat sampah ini, lingkungan Desa Geulumpang menjadi lebih bersih serta meningkatkan kesadaran warga sekitar untuk membuang sampah pada tempatnya,” harap Aan yang dibenarkan mahasiswa lainnya.

Seorang warga Geulumpang, Mulyadi, menyebutkan warga ikut mendukung krgiatan membuat tempat sampah. “Di sekitar kedai ini memang belum tersedia tempat sampah yang memadai. Setiap harinya lumayan banyak sampah yang dibuang sembarangan. Jadi dengan adanya inisiatif adik-adik mahasiswa KKN untuk membuatkan tempat sampah, sangat bermanfaat untuk kebersihan desa,” ujar Mulyadi, pemilik salah satu kedai kopi di Desa Geulumpang.

Anggota Kelompok 28, Syafwani Sadanta Capah (Pendidikan Matematika), mengharapkan program kerja ini dapat menjadi langkah awal bagi masyarakat untuk mewujudkan kebersihan lingkungan yang dapat dimulai dari desa-desa, kemudian berkembang ke masyarakat luas.

Selain pembuatan tempat sampah umum, mahasiswa KKN Unimal Kelompok 28 juga melakukan program kerja lainnya seperti pembelajaran tambahan bagi anak-anak, penyuluhan pentingnya posyandu dan kesadaran akan stunting,  pembagian bubur kacang hijau sebagai tambahan gizi untuk anak-anak. “Kami juga sedang mempersiapkan sejumlah program dan kegiatan lainnya,” tambah Syafwali.

Selain Aan Ariski, Kelompok 28 beranggotakan Nur Azizah (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), Izzayati Ramadhani (Pendidikan Kimia), Cut Riska Faiza (Pendidikan Fisika), Neysa Ardelia Limbong (Arsitektur), Syafwani Sadanta Capah (Pendidikan Matematika), Mauzirul Arif ( Teknik Mesin),  Muhammad Syawali (Teknik Sipil), Nadia Maulida ( Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), dan Fala Foenna (Teknik Arsitektur). Kelompok 28 tersebut berada dalam bimbingan Jufridar MSM, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Dalam kunjungan ke Desa Geulumpang, baru-baru ini, Jufridar mengingatkan mahasiswa untutk segera kembali ke lokasi KKN setelah liburan Iduladha. “Tanggal 12 Juli sore, saya minta sudah ada mahasiswa yang kembali ke lokasi, terutama yang tinggalnya di dekat lokasi KKN,” ujar Jufridar. [Ahmad Albastin]

Baca juga: Bantu Cegah Stunting, Mahasiswa KKN Kelompok 28 Bagikan Bubur Kacang Hijau Untuk Anak-anak


Berita Lainnya

Kirim Komentar