Belajar Adaptasi dengan Lingkungan Baru, Mahasiswa PMM-2 Melakukan Konseling

SHARE:  

Humas Unimal
Dosen Memberikan Konseling kepada Mahasiswa PMM-2

UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Mahasiswa PMM-2 (Pertukaran Mahasiswa Merdeka) melakukan konseling kelompok yang dipandu oleh dosen guna membantu permasalahan mahasiswa dalam beradaptasi dengan lingkungan baru. Kegiatan ini dilakukan di masjid Islamic Center Kota Lhokseumawe, Minggu (10/9/22).

Mahasiswa Modul Nusantara tersebut tergabung dalam kelompok 4 “Beumeuhase” yang dibimbing oleh dosen Modul Nusantara, Juni Ahyar MPd dan dibantu oleh mentor Rizky Amanda.

Juni Ahyar mengatakan, ini merupakan bagian dari Modul Nusantara yaitu Refleksi. Bimbingan tersebut bertujuan untuk membantu mahasiswa mengembangkan dirinya dan mengatasi problem dengan lingkungan baru, akademik, problem sosial, dan problem pribadi yang berpengaruh terhadap perkembangan akademik pada mahasiswa. Belajar dalam perguruan tinggi luar tentu sangat berbeda dengan di perguruan tinggi sendiri lebih ditekankan kemandirian mahasiswa, jadi harus banyak belajar sendiri, tanpa diatur, bahkan diawasi.

“Dari sekian banyak mahasiswa yang saya kenal ternyata masih memiliki permasalahan sosial dan pribadi masing-masing yang perlu dibimbing dengan dosen pendamping agar tidak mengganggu persoalan akademik mereka di lingkungan barunya,” katanya.

Lanjutnya, dalam fase kemandirian  atau masa remaja mahasiswa masih butuh dibimbing oleh para orangtua atau dosen, karena fase ini pastinya ada kendala-kendala yang mungkin dihadapi oleh para mahasiswa.

Bahkan problem sosial merupakan kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam mengelola kehidupannya dan menyesuaikan diri kehidupan sosial baik di kampus maupun di tempat tinggalnya, dan konflik pertemanan. Permasalahan biaya kuliah, tempat tinggal/kost juga diperlukan adanya bimbingan untuk mahasiswa yang kesulitan dalam lingkup ekonomi keluarga dan lingkungan.

“Setiap satu mahasiswa pasti memiliki masalahnya sendiri oleh karena itu dosen pembimbing memberikan kesempatan kepada setiap mahasiswa untuk menyampaikan masalahnya kemudian dosen pembimbing membantu menyelesaikan permasalahannya memberikan solusi dari masalah setiap mahasiswa. Untuk mengatasi hambatan tersebut diperlukan bimbingan secara sistematik dan berpegang pada prinsip Tut Wuri Handayani,” ungkap Juni.

Ia menjelaskan, menurut Tohirin fungsi bimbingan konseling mencakup 9 hal yaitu Fungsi Pencegahan, Pemahaman, Pengentasan, Pemeliharaan, Penyaluran, Penyesuaian, Pengembangan, Perbaikan, dan  Fungsi Advokasi. Sedangkan bimbingan untuk mahasiswa seharusnya mempunyai beberapa fungsi seperti pengenalan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi, potensi, dan karakteristik individu mahasiswa itu sendiri.

Membantu menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan kehidupan tempat tinggal di perguruan tinggi, membantu mengatasi problem akademik maupun problem sosial dan pribadi yang dapat mempengaruhi perkembangan akademik mahasiswa.

Pemberian layanan bimbingan konseling pada mahasiswa tentunya bukan tanpa dasar ataupun alasan. Diantara problem yang sering dihadapi mahasiswa baik dalam problem akademik, lingkungan sosial ataupun problem pribadi, pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kemandirian mahasiswa baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan pemilihan maupun dalam pengelolaan dirinya sebagai mahasiswa.

“Seorang mahasiswa telah dipandang cukup dewasa dalam menentukan atau memilih program studi yang sesuai dengan bakat, minat dan cita-citanya serta mengatur kehidupannya sendiri,” pungkas Juni.[tmi]


Kirim Komentar