UNIMALNEWS I Lhokseumawe – Bidikmisi adalah program nasional yang telah diluncurkan sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tujuannya tak lain untuk membantu mahasiswa dari keluarga tidak mampu tapi memiliki kemauan yang kuat dalam menyelesaikan pendidikan tinggi.
Program ini telah berjalan selama ini dirasakan memberikan manfaat bagi kampus-kampus Satker yang memiliki ruang partisipasi pendidikan tinggi dari keluarga kurang sejahtera. Unimal sendiri dalam beberapa tahun terakhir selalu masuk ke dalam tiga besar kampus yang mendapatkan bantuan Bidikmisi terbanyak di Indonesia.
Sebagai wujud untuk menjaga komitmen bantuan Bidikmisi ini tetap tepat sasaran, Unimal melakukan evaluasi penerima Bidikmisi. Pada tahun 2019 ini, berdasarkan evaluasi, banyak penerima Bidikmisi yang tidak memenuhi target prestasi, apakah tidak melanjutkan pendidikannya di Program Beasiswa yang dipilih ataupun IPK yang menurun, atau tidak memenuhi persyaratan minimal IPK 2,75.
Sebagaimana telah diinformasikan dari BAAKPSI Unimal, akan ada pengalihan Bidikmisi yang tidak sesuai target prestasi yang akan diganti, yaitu yang tidak memenuhi minimal IPK 2,75. Hal ini sesuai dengan keputusan Rektor bahwa batas IPK yang bisa dialihkan Bidikmisi adalah yang tidak memenuhi IPK minimal itu. “Karena jika dikatakan yang diganti dengan IPK di bawah 3,00 akan ada lebih 1000 penerima yang akan diganti, padahal kuota penerimanya tidak ada lagi”. Saat ini ada 422 mahasiswa penerima Bidikmisi yang dievaluasi tidak memiliki standar nilai IPK yang masih berhak menerima dari 30 Prodi.
Adapun proses persiapan berkas sudah bisa dimulai sejak hari Senin, 18 Februari 2019, dan batas akhir menyerahkan berkas untuk alih-Bidikmisi ini sudah diterima oleh Prodi paling telat tanggal 20 Februari 2019. Hanya ada dua hari ini menguruskannya.
Dari daftar yang dikeluarkan oleh BAAKPSI Unimal, Prodi yang paling banyak akan mengalihkan Bidikmisi adalah Prodi Teknik Mesin yaitu 60 orang, yang merupakan kumulasi dari angkatan 2018 hingga 2015. Adapun yang paling sedikit terjadi pengalihan adalah Prodi Pendidikan Matematika yaitu hanya seorang pada angkatan 2018. Sebagian besar yang diganti adalah yang tidak aktif lagi mengikuti perkuliahan dan ujian.[btm]