UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Mahasiswa PMM (Pertukaran Mahasiswa Magang) angkatan 2 Modul Nusantara kelompok 4 “Beumeuhase” melakukan refleksi dengan bermain peran (role play) drama musikalisasi guna mendapatkan penguatan pemahaman yang komprehensif tentang kesenian dan kebudayaan Aceh di Museum kota Lhokseumawe, Sabtu (5/11/2022)
Dosen Modul Nusantara PMM-2 Kelompok 4 “Beumeuhase”, Juni Ahyar MPd mengatakan, kegiatan bermain peran ini bagian dari salah satu modul refleksi sebelum kegiatan bermain peran (role play) dilakukan, mahasiswa modul dibawa ke museum kota Lhokseumawe untuk memperkenalkan alat-alat musik dan kesenian Aceh.
“Mereka diperkenalkan alat-alat musik seperti Arbab, Serune Kalee (Serunai), Bangsi Alas, Rapai, Geundrang (gendang), Tambo, Bereguh, Calempong, Canang, dan Taktok Trieng,” katanya.
Selain pengenalan alat musik, Fani Ramadhana SSosio yang memandu mahasiswa juga menjelaskan kegunaan dan cara penggunaannya seperti Arbab merupakan alat musik gesek atau semacam kordofon tradisional Simalungun. Serune Kalee (Serunai) Serune kalee merupakan alat musik tradisional yang telah lama berkembang di daerah Aceh. Bangsi Alas Bangsi Alas adalah alat musik tradisional yang dijumpai di daerah Alas, Kabupaten Aceh Tenggara.
Kemudian, Rapai merupakan alat musik tradisional yang berbahan dasar kayu dan kulit binatang. Geundrang (gendang) Geundrang merupakan alat musik dari perangkat musik Serune Kalee. Tambo Tambo merupakan alat musik pukul yang terbuat dari bahan Bak Iboh (batang iboh), kulit sapi, dan rotan sebagai alat peregang kulit. Bereguh Bereguh merupakan alat tiup yang terbuat dari tanduk kerbau. Pada masa lalu, bereguh terdapat di Pidie, Aceh Utara, dan beberapa tempat di wilayah Aceh.
Celempong merupakan alat kesenian tradisional yang terdapat di Kabupaten Tamiang. Canang memiliki banyak pengertian. Dalam alat kesenian di Aceh, canang ditafsirkan sebagai alat musik yang dipukul. Alat musik ini terbuat dari kuningan yang bentuknya seperti gong. Taktok Trieng Taktok trieng merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari bambu. Alat musik ini dijumpai di daerah Pidie, Aceh Besar, dan beberapa daerah lainnya.
“Setelah mengerti dan memahami alat musik dan kegunaannya, kemudian mahasiswa MN melanjutkan bermain peran di bawah gedung museum yang tempatnya sangat representatif untuk kegiatan tersebut,” pungkas Fani.[tmi]