Dua Tim Peneliti Unimal Gelar Seminar Hasil di Depan Stakeholder

SHARE:  

Humas Unimal
Hasil penelitian kerja sama antara Universitas Malikussaleh dengan Bappeda Aceh dipaparkan para peneliti di di Lhokseumawe, Sabtu (14/11/2022). Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Dua ketua tim peneliti Universitas Malikussaleh melaksanakan seminar hasil penelitian di Lhokseumawe, Sabtu (14/11/2022). Kedua ketua tim peneliti itu adalah Dr Rozanna Dewi dan Teuku Kemal Fasya, MHum. Kedua skema penelitian ini terlaksana berkat kerja sama dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Aceh.

Dua judul penelitian yang diseminarkan itu adalah “Pengembangan Bahan Baku Lokal Menjadi Plastik Ramah Lingkungan” dan “ Riset Etnografi: Daya Resiliensi dan Adaptasi Suka Bangsa Tempatan (Host Ethnics) di Aceh PascaKonflik dan Tsunami”.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Dr Muhammad Daud, dalam sambutan mewakili Rektor, mengharapkan kegiatan ini bisa berlanjut di waktu mendatang dan menunjukkan model kolaborasi yang bersifat etis dan strategis, dengan pengembangan riset yang dapat dimanfaatkan dan didiseminasikan kepada publik dan stakeholder pemerintahan.

“Kita berharap hasil riset ini bisa disambut oleh instansi pemerintahan yang terkait dalam model pembangunan dan perencanaan wilayah yang tepat guna dan tepat sasaran,” ujarnya.

Sementara Kabid Litbang Bappeda Aceh, Dr Ema Alemina, bersyukur dengan adanya riset kolaboratif antara Bappeda dengan perguruan tinggi di Aceh dalam melakukan riset-riset dasar dan aplikatif.

“Selama ini riset yang dijalankan di Bappeda berhubungan dengan kontrak individu. Kali ini kita membuat kegiatan riset yang menandatangani kontraknya adalah pihak kampus yaitu LPPM dengan Bappeda. Jika seluruh proyek ini berjalan dengan sukses, kita akan kembali menginisiasi model riset ke depan,” papar Ema.

Pada presentasi pertama, Rozanna menyatakan bahwa ide penelitian ini dilatarbelakangi oleh problem sampah plastik yang semakin lama semakin mencemari lingkungan. "Jenis  plastik komersial yang digunakan saat ini menghasilkan limbah yang sangat banyak dan berbahaya terhadap kesehatan serta merusak lingkungan karena tidak dapat diuraikan secara alami,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, masalah plastik daur ulang  masih  menyisakan  banyak kontroversi terkait dengan tingkat keamanan dan  kesehatan. Maka dari itu itu diperlukan bahan plastik yang mempunyai sifat dan kualitas yang sebanding dengan plastik komersial tapi dapat diuraikan secara alami (biodegradable) dalam waktu singkat dan tidak berbahaya bagi lingkungan.

Pada presentasi kedua, Teuku Kemal Fasya menyatakan riset ini dilaksanakan dalam model proyek etnografi yang merekam dan memperbaharui keberadaan suku-suku bangsa di Aceh, terutama pada klasifikasi yang disebut sebagai etnis tempatan (host ethnics), untuk memisahkan dengan etnis pendatang yang (migrant ethnics) yang berkembang di dalam sebuah wilayah atau komunitas lain dalam proses asimilasi dan akulturasi.

“Keberadaan etnis tempatan di Aceh, termasuk yang di-update terakhir sekali pada 2015 yang memasukkan etnis Haloban Aceh di Pulau Banyak Barat, Kabupaten Singkil, sebagai etnis kesembilan di Aceh adalah kekayaan kultural dan etnografis yang harus dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan,” ujarnya.

Menurutnya, pada riset kali ini yang diteliti adalah enam dari sembilan etnis tempatan Aceh. “Problemnya adalah skema pembiayaan dari Bappeda yang tidak memungkinkan semua etnis untuk diteliti secara partisipatif dan in depth, termasuk waktu riset yang terbatas. Akhirnya kami  memutuskan untuk meneliti dan menulis tentang etnis Aceh, Gayo, Alas, Tamiang, Kluet, dan Singkil”.

Hal yang juga diteliti adalah pergeseran kultural dan perilaku, termasuk model konsumsi kuliner lokal akibat perubahan ekologis dan sumber daya pangan.

Penelitian ini ditampilkan di depan para stakeholders yaitu Bappeda Aceh Utara dan Lhokseumawe, Pemkot Lhokseumawe, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Dinas Kelautan Perikanan, Pertanian dan Pangan, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong Kota Lhokseumawe, Dinas Lingkungan Hidup,  Majelis Adat Aceh Kota Lhokseumawe, Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe, Dewan Kesenian Aceh (DKA) Lhokseumawe, Majelis Adat Aceh Utara. Tak ketinggalan juga para akademisi yang berasal dari Unimal, IAIN Lhokseumawe, Politeknik Lhokseumawe, dan Universitas Al Muslim.

Tim peneliti plastik ramah lingkungan, di samping ketua Dr Rozanna Dewi, beranggotakan Dr Zulnasri; Novi Sylvia, MT; dan M Subhan, MSM. Adapun tim peneliti etnografi diketuai Teuku Kemal Fasya, MHUm, dengan anggota Bobby Rahman, MSi; Iromi Ilham, MA; Dedi Fariadi, MPd; dan Rizki Yunanda, M Si. [ayi]


Kirim Komentar