Jadi Narasumber di UTU, Rektor Unimal Sampaikan Strategi Keberlanjutan DOKA

SHARE:  

Humas Unimal
Rektor Unimal, Prof Dr Herman Fithra Asean Eng menjadi narasumber dalam kegiatan SSIK Universitas Teuku Umar di Meulaboh. Foto;Ist

UNIMALNEWS | Meulaboh  - Rektor Universitas Malikussaleh, Prof Dr Herman Fithra Asean Eng menjadi narasumber dalam kegiatan Seminar Serantau Isu-Isu Komuniti (SSIK) Tahun 2022 di Universitas Teuku Umar. Kegiatan yang mengambil tema “Kolaborasi Serantau Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Untuk Kesejahteraan Masyarakat” itu dilaksanakan selama dua hari, Kamis dan Jum’at, 24-25 November 2022.

Pada kegiatan hari kedua, Jum’at (25/11/2022) selain Rektor Unimal, juga hadir sebagai narasumber adalah Rektor Universitas Teuku Umar; Dr Ishak Hasan dan Rektor Universitas Abulyatama;  R Agung Efriyo Hadi PhD.  Dalam kegiatan yang dipandu oleh Wakil Dekan Bidang Akademik FISIP UTU, Dr Afrizal Tjoetra, Rektor Unimal menyampaikan materi tentang Strategi Keberlanjutan Dana Otonomi  Khusus Aceh (DOKA).

Menurut Prof Herman, Dana Otonomi Khusus (Otsus) salah satu solusi yang dikukuhkan secara komperhensif dalam UU Nomor 11 Tahun 2006. “DOKA membiayai  enam aspek percepatan pembangunan Aceh yakni infrastruktur, pemberdayaan ekonomi, pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan sosial budaya,” jelasnya.

Selanjutnya untuk mendukung keberlanjutan DOKA, Prof  Dr Herman mengatakan bahwa diperlukan tiga hal yakni Implementasi DOKA tanpa kebocoran atau mislead dalam sasaran proyek, partisipasi semua masyarakat untuk memberikan nafas baru baru pembangunan yang terintegrasi dan berkelanjutan, dan DOKA bagian dari peace building Aceh.

DOKA harus melanjutkan pembangunan yang berfokus untuk utamakan pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pemberantasan kemiskinan dengan cara perencanaan tepat sasaran dan konsisten serta diarahkan untuk kegiatan bersifat investasi yang menghasilkan dalam jangka menengah dan panjang.

“Setidaknya ada dua hal yang juga perlu diperhatikan oleh pemerintah Aceh yaitu meningkatkan SDM masyarakat Aceh dan daya saing ekonomi kerakyatan sehingga DOKA  perlu didorong untuk usaha-usaha produktif. “Pemerintah Aceh harus mampu mendorong optimalisasi sumber daya alam yang dimiliki Aceh dari sektor pertanian dan perkebunan dengan hilirisasi produk-produk pertanian dan perkebuhan,” pungkas Prof Herman.[ryn]


Kirim Komentar