UNIMALNEWS | Langsa - Dosen Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Malikussaleh (Unimal), Taufik Abdullah, diundang sebagai pemateri Panwaslih Kota Langsa. Acara berlansung dua sesi, yaitu “Dialog Publik Bersama Partai Politik : Sosialisasi SIGAP LAPOR, Konsolidasi Demokrasi dan Tantangan Pemilu 2024, dan sesi kedua; internalisasi Penguatan Kapasitas Pengawasan untuk Pengawas Kecamatan dan Kesekretariatan Panwaslih Langsa, Jumat (26/11/2022).
Dihadapan fungsionaris partai politik Taufik memaparkan dinamika demokrasi dan kepemiluaan serta konsistensi partai politik dalam mengupayakan pendidikan politik bagi publik (konstituen). Demokrasi dan pemilu manifestasi kedaulatan rakyat nyatanya masih dipasung oleh partai politik. Tradisi berdemokrasi secara produral, regulativ dan kelembagaan tidak diikuti oleh komitmen partai politik dalam prakteknya, maka aroma busuk demokrasi tidak lebih baik dari rezim orde baru, bahkan kita memproduksi pemerintahan yang tirani oligakhis dan korup, tegas taufik.
Pemilu menjadi ajang transaksi jualbeli suara rakyat bagi partai politik. Ini harus diakhiri kata taufik dengan wajah penuh geram. Mantan aktivis 98 ini minta partai politik beri tauladan yang baik agar masyarakat terdidik dan berdemokrasi tanpa manipulasi, adil, jujur, sehat dan berkualitas.
Senada dengan Taufik, Ketua Panwaslih Kota Langsa, Mohammad Khoiri, menyakini berbagai bentuk pelanggaran dan kerawanan pemilu masih sangat mungkin terjadi ke depan. Khoiri minta parpol terlibat aktif, saling berkomunikasi dan bersinegri secara kelembagaan dalam mengawal Pemilu 2024, dari sekarang. Dia berharap, partai politik mengunakan rambu-rambu pengawasan sebagaimana telah disediakan Bawaslu RI.
Khoiri minta agar parpol ramah dengan aplikasi SIGAP LAPOR (Sistem Informasi Penanganan dan Pelaporan) demi wujudnya pemilu jurdil. “Berbagai bentuk kecurangan dan pelanggaran sama-sama kita cegah dan kita tindaklanjuti temuan-temuan yang ada nantinya melalui aplikasi ini”, pintanya.
Bakda shalat jum’at, diskusi tehnis penguatan kapasitas panwancam dan kesekretaritan dalam menghadapi tantangan pemilu, dipandu Riswandar (Komisioner Panwaslih Langsa). Taufik, menjelaskan pendekatan pengawasan partisipatif berbasis struktur, berbasis gampong (desa/kelurahan), stakholder, segmentasi ketokohan masyarakat, serta berbagi cerita triks menghadapi tantangan pengawasan; “mengawasi dan siap diawasi”, berlangsung rileks dan humoris.
“Saudara mengawasi jalannya pemilu, tapi jangan lupa, saudara juga menjadi target yang diawasi pihak lain”, taufik mengingatkan. Untuk itu, Paswascam sadar akan pengetahuan tentang “pilu pemilu”, artinya ikuti perkembangan pemilu, pahami prosedur regulasi, peka sosial dan kemampaun analitis lapangan. Disamping itu, cerdas memahami medan tugas, potensi kerentanan dipahami sejak dini, sehingga ketika berhadapan dengan tantangan nantinya tidak panik, tidak emosional, bertanggungjawab terhadap tugas dan menjaga integritas”.
“Panwascam, tentu memiliki etos pengawasan sesuai topuksi, namun kiranya elegan dalam menjalankan tugas jauh lebih penting, tidak kaku, berkoordinasi dan komunikatif, santai, fokus, pelaporan secara periodik, dan percaya diri dalam melayani”, imbuh taufik diakhir diskusi yang berlangsung sampai jelang magrib. (Mcl)