Dr Jumadil Saputra, Dari FEB Unimal ke Universiti Malaysia Terengganu

SHARE:  

Humas Unimal
Ketua Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Universitas Malikussaleh, Dr Marbawi Adamy, memberikan sertifikat kepada Dr umadil Saputra, seusai memberikan workshop di Kampus Lancang Garam, Selasa (20/8/2019). Foto: Ayi Jufridar.

Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh menggelar workshop metode pengolahan dan analisis data dengan menggunakan teknik Structural Equation Modeling (SEM). Pemateri workshop tersebut alumni FEB Unimal, Dr Jumadil Saputra, yang kini menjadi dosen di Universiti Malaysia Terengganu.

Meski kuota hanya untuk 35 dosen, jumlah peserta membludak sampai 48 peserta yang terdiri bukan saja dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, melainkan juga dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Fakultas Teknik. Mulanya PPIM Unimal hanya membuka satu ruangan di Kampus Lancang Garam, Lhokseumawe. Namun kemudian hanya membuka satu kelas lagi untuk menampung peserta.

“Awalnya, kami membatasi jumlah peserta agar lebih efektif. Tapi tidak mungkin menolak peserta yang datang,” ungkap Ketua PPIM Fakultas Ekonomi Unimal, Dr Marbawi Adamy, Selasa (21/8/2019).

Para peserta yang mengikuti workshop terdiri dari dosen senior seperti Prof A Hadi Arifin, Dr Asnawi, dan Dr Marbawi, serta selebihnya terdiri dari dosen muda. “Sebenarnya ini hanya sharing pengalaman saja. Tidak tepat disebut workshop bagi dosen senior. Banyak yang sudah paham tentang SEM,” ungkap Jumadil.

Dengan rendah hati, ia mengaku mendapat banyak bimbingan dari sejumlah dosen di FEB Unimal seperti Dr Rusydi Abubakar, Dr Darmawati yang juga menyelesaikan studi doktoral di Malaysia, Dekan FEB Unimal Dr Hendra Raza, serta sejumlah dosen lainnya.

“Di S1 saya mengambil konsentrasi Manajemen SDM. Kalau saya ingat kembali cara saya mengolah data, saya jadi tertawa sendiri. Banyak salahnya, tapi kita memang belajar dari kesalahan,” ungkap Jumadil yang berbicara dengan logat Malaysia.

Baca juga: Ketika Mahasiswa Melihat Migas dari Sisi Berbeda

Menurutnya, sebagaimana Statistical Package for the Social Sciences atau SPSS, SEM hanyalah alat (tools) yang dirancang manusia untuk mengimput, mengolah, dan menganalisis data. Dia mengingatkan dosen dan mahasiswa jangan sampai dibuat bingung dengan alat yang sesungguhnya diciptakan untuk membantu manusia.

Dijelaskan, setiap metode yang digunakan mengandung kelemahan dan kelebihan. Bahkan, sistem SPSS yang digunakan sejak 1968 disebutnya sudah ketinggalan zaman dan akan mengolah data apa pun yang masuk meski tidak relevan. “Makanya, ada yang bilang SPSS itu Statistical Package for the Social Stupid,” ujar Jumadil yang disambut tawa para peserta.

Selain berbagi pengalaman melakukan penelitian dan membuat jurnal, Jumadil juga membahas peluang kerja sama yang bisa ditindaklanjuti antara Universitas Malikussaleh dengan Universiti Malaysia Terengganu. Kerjasama yang sudah terjalin selama ini, bisa diperkuat dalam beberapa bidang yang saling menguntungkan.

Dr Jumadil Saputra datang ke Universitas Malikussaleh bersama sejumlah dosen lainnya sebagai bagian dari kerjasama kedua universitas tersebut. Sejumlah dosen di Universitas Malikussaleh, saat ini sedang menempuh pendidikan S3 di UMT. Dosen di UMT juga sering memberikan kuliah umum, seminar, serta workshop bagi dosen dan mahasiswa Unimal.

Kehadiran banyak dosen dari berbagai usia mengikuti workshop tersebut bisa dimaknai sebagai bentuk apresiasi dan kebanggaan terhadap alumni FEB Unimal yang kini sudah berhasil menjadi dosen bahkan menjembatani kerjasama Unimal dengan UMT. Setidaknya itu terlihat dari diskusi setelah workshop selesai. “Putra (panggilan akrab Dr Jumadil Saputra) bisa menjadi duta bagi Unimal di Malaysia,” ujar Marbawi dengan nada bangga.  [Ayi Jufridar]

 Baca juga: Menyatukan Energi Universitas Malikussaleh


Kirim Komentar