UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Program Studi Magister Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Malikussaleh adakan kuliah tamu tentang Etnis Tionghoa melalui Zoom Meeting, Sabtu (01/04/2023). Kuliah tamu yang dihadiri oleh mahasiswa Prodi Magister Sosiologi dan mahasiswa sarjana di lingkungan Fisipol ini dibuka langsung oleh Rektor Universitas Malikussaleh, Prof Dr Herman Fithra Asean Eng.
Dalam sambutannya, Herman mengungkapkan bahwa arsip dan literatur harus kita lindungi untuk melindungi sejarah serta mengetahui peradaban masyarakat dari masa ke masa.
“Insya Allah kita akan membuka prodi bahasa Mandarin sebagai upaya pengembangan keilmuan mahasiswa ke depan, khususnya bagi mahasiswa Nusantara;” lanjut Herman.
Kuliah yang bertema “Peran Modal Sosial dan Kearifan Tradisional Etnis Tionghoa” ini menghadirkan sosok inspiratif, Azmi Abubakar, seorang aktivis perdamaian Aceh dan pendiri Museum Peranakan Tionghoa Indonesia.
Kuliah tamu ini merupakan kuliah tamu ketiga yang diinisiasi oleh dosen pengampu Mata Kuliah Modal Sosial dan Kearifan Lokal, Dr Ibrahim Chalid. Ibrahim menyampaikan bahwa tema yang diangkat ini merupakan sub bagian kehidupan masyarakat dalam akulturasi yang terjadi di Indonesia yang multikultural.
“Etnis Tionghoa banyak kita jumpai di kota-kota, mereka banyak yang berdagang, juga membawa kearifan lokalnya pada masyarakat Indonesia,” katanya.
Azmi dalam materinya menyampaikan bahwa Etnis Tionghoa sudah lama bermigrasi ke wilayah Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. “Ada budaya Tionghoa yang hari ini masih ada di tengah masyarakat Indonesia, khususnya di Aceh,” terang Azmi.
Ia juga mengatakan bahwa tradisi masyarakat Tionghoa yang awalnya membawa makanan jenis mi kepada penduduk pribumi telah berasimilasi dengan lidah masyarakat. “Aceh dan Etnis Tionghoa memiliki hubungan erat, terutama dalam aspek makanan dan keakraban budaya,” pungkasnya. [fzl]