LingKA Unimal Adakan Webinar Tentang Budaya K-Pop

SHARE:  

Humas Unimal
LingKA Unimal adakan Webinar tentang Budaya K-Pop via Zoom Meeting, Senin (11/9/2023). Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Bukit Indah - Himpunan Mahasiswa Lingkaran Kerabat Antropologi Universitas Malikussaleh (LingKA Unimal) adakan webinar nasional dengan tema “Hegemoni dan Ekonomi Politik Budaya K-Pop dalam Kacamata Antropologi” via Zoom Meeting dan dihadiri lebih 50 orang peserta, Senin (11/9/2023).

Acara dibuka oleh Ketua Prodi Antropologi, Ade Ikhsan Kamil MA, dalam sambutannya mengatakan mahasiswa Antropologi harus sering melakukan kegiatan diskusi bersama seperti webinar melalui ruang jaringan.

“Hari ini kita akan mengikuti webinar tentang budaya K-Pop yang mungkin hari ini tidak asing lagi dan akan disampaikan oleh dosen dari Universitas Halu Oleo. Semoga teman-teman mendapatkan ilmu tambahan setelah webinar selesai nanti,” terang Ade.
Webinar ini dimoderatori oleh Tri Yuwana Oktaviani, mahasiswa Antropologi angkatan 2021. Dalam jalannya acara, Tri mengarahkan pemahaman umum tentang K-Pop yang saat ini telah banyak mempengaruhi generasi muda Indonesia. 

“K-Pop memberikan pengaruh besar di tengah masyarakat, khususnya remaja. Secara perlahan remaja akan lupa waktu dan perlahan mencintai budaya luar daripada budaya sendiri. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa antropologi perlu mempelajari budaya K-Pop ini,” ungkapnya. 

Pemateri webinar ini adalah Dr Rivi Handayani, dosen Universitas Halu Oleo. Awal materinya, Revi menjelaskan mengenai konsep hegemoni kepada para peserta. 

“Hegemoni adalah penjajahan yang dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk mengambil suatu keuntungan namun yang dijajah juga mendapatkan sesuatu yang diinginkan dari penjajahan tersebut,” jelasnya. 

Lebih lanjut, Revi mengatakan negara-negara hegemon akan berusaha mempengaruhi persepsi, kebijakan, dan tindakan negara lain agar sesuai dengan kepentingannya. 

“Hegemoni dapat berubah seiring waktu karena pergeseran kekuatan dalam sistem internasional. Hegemoni budaya kpop juga mempengaruhi psychology seseorang,” terangnya.

Rivi juga menambahkan bahwa jurusan yang tepat dalam mengkaji tentang K-Pop adalah antropologi, karena sebagai seorang antropolog harus memandang sesuatu dengan berbagai sisi atau perspektif yang berbeda. 

"Dalam pandangan Clifford Geertz salah seorang antropolog terkenal mengatakan dalam memahami budaya tidak perlu menjadi pelaku budaya,” pungkasnya. [fzl]


Berita Lainnya

Kirim Komentar