Mahasiswa KKN K 21 Sosialisasikan Pemanfaatan Larutan Biosaka Sebagai Pupuk Organik

SHARE:  

Humas Unimal
Mahasiswa KKN kelompok 21 beri produk pupuk Biosaka kepada masyarakat di Gampong Reuleut Timu, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, Senin (23/10/2023). Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Krueng Mane - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Malikussaleh kelompok 21 mensosialisasikan pemanfaatan pupuk Biosaka sebagai alternatif mengurangi penggunaan pupuk kimia kepada masyarakat di Gampong Reuleut Timu, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, Senin (23/10/2023). 

Nur Fachri salah satu anggota kelompok mengatakan bahwa pupuk organik cair biosaka adalah pupuk yang dibuat secara alami melalui proses pengambilan sari pati dedaunan segar tanpa terserang hama maupun penyakit. 

"Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang saat ini cenderung relatif mahal dan memanfaatkan sumberdaya yang ada di alam," terangnya.

Nur Fachri juga mengatakan salah satu keunggulan dari pupuk biosaka yaitu mampu mengurangi perkembangan hama serta penyakit pada tanaman dan dapat meminimalisir biaya pemeliharaan. 

"Bahan bahan yang digunakan  dalam pembuatan pupuk organik cair biosaka adalah rumput-rumputan atau daun-daunan yang sehat, sempurna, ukuran daun simetris, tidak terkena hama dan penyakit, tidak berlubang, tidak jamuran, ujung daun tidak kusam dan warna daun rata. Caranya ambil pucuk atau daun sebanyak lima jenis yang berbeda lalu diamkan selama beberapa hari agar aromanya tajam sehingga cocok untuk melindungi tanaman dari serangan hama,” jelasnya.

Tambahnya, rumput-rumputan atau daun-daunan yang bagus adalah yang tumbuh di tempat ekstrim seperti tumbuh di pinggir jalan kering dan berbatu. “Kita juga bisa memakai tumbuhan yang tumbuh di dinding atau di tembok, pegunungan berbatu, di tanah pH rendah atau masam, di lahan rawa dan air genangan sepanjang tahun, tanaman buah atau pohon tumbuh di pinggir jalan dan selalu berbuah saat musim buah tanpa dipupuk, tanaman tumbuh di kadar garam tinggi, dan atau tanaman tumbuh sehat sempurna padahal tanaman lain di sekitar terserang hama,penyakit, jamur, dan lainnya," tambahnya.

Sementara itu, ketua kelompok, Kapri Jaya Sakna mengatakan cairan biosaka ini juga bisa menjadi alternatif yang sangat bermanfaat bagi lingkungan sekitar. “Manfaat penggunaan biosaka ini adalah ramah terhadap lingkungan, hemat biaya, hemat pupuk hingga 50%, menurunkan penggunaan pestisida kimia, mengurangi serangan hama dan penyakit, lahan menjadi lebih subur dan produksi lebih bagus,” kata Kapri.

Ia juga menyampaikan sebagai salah satu metode pertanian ramah lingkungan, pemanfaatan biosaka merupakan teknologi mudah dan murah yang dapat diterapkan oleh petani dalam upaya menekan biaya produksi dan meningkatkan produktivitas usaha taninya. 

“Manfaat penggunaan biosaka ini adalah ramah terhadap lingkungan, hemat biaya, hemat pupuk hingga 50%, dapat menurunkan penggunaan pestisida kimia dari 50-90%, mengurangi serangan hama dan penyakit, lahan menjadi lebih subur dan produksi lebih bagus,” ungkapnya.

Mukhtar, salah seorang masyarakat gampong mengatakan program pelatihan dan praktek pembuatan pupuk cair organik ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakatnya.

‘’Saya sangat mendukung penggunaan pupuk organik biosaka karena ini mampu membantu menjaga lingkungan dan mengurangi penggunaan pupuk kimia berbahaya, harapan saya pupuk ini menjadi langkah kecil yang berdampak besar," ujarnya.

Mahasiswa KKN kelompok ini berjumlah 15 orang yaitu Adinda Mahera (Akuntansi), Santi Sri Ananda (Ekonomi Pembangunan), Cike Sifa Kinanti (Manajemen), Marniati (Administrasi Bisnis) Wardatul Laili (Administrasi Publik), Imam Ashariy Harahap (Ilmu Komunikasi), Ules Niate  (Ilmu Komunikasi), Kapri Jaya Sakna (Hukum), Safira (Hukum), Juli Mustika (Agribisnis), Nur Fachri (Agroekoteknologi) Silvi Pramesty (Sistem Informasi), Juanda (Teknik Elektro), Sri Kesuma Hardianti (Teknik Kimia), Bagus Prastyo (Teknik Sipil). [fzl]


Kirim Komentar