Mahasiswa KKN K 14 Buat Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Sayuran

SHARE:  

Humas Unimal
Mahasiswa KKN K 14 Buat Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Sayuran. Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Krueng Mane - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Malikussaleh kelompok 14 produksi Pupuk Organik Cair (POC) di Gampong Panigah, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, Senin (23/10/2023).

Pembuatan POC ini sebagai upaya guna mendukung potensi gampong yang didominasi oleh masyarakat bertani sawah dan berkebun.

Geuchik gampong, Bahanuddin menyampaikan dukungan penuh pada mahasiswa dan berharap agar pupuk tersebut disebar dan disosialisasikan kepada masyarakat, baik cara pembuatan dan pemakaian pupuknya. “POC akan menyuburkan tanaman dan membuat kemungkinan panen lebih melimpah,” katanya.

Lanjutnya, pupuk sangat berguna untuk Gampong Panigah, karena banyak yang berkebun dan bertani. “Di lokasi atas gampong ada tanaman cabai, tomat, bayam dan sayuran lainnya,sedangkan di bawah kita punya padi, 60 persen masyarakat disini bertani dan berkebun walau ada juga yang bekerja selain itu,” terangnya.

Amat selaku tokoh gampong juga membantu pembuatan POC yang dilakukan oleh mahasiswa ini. Ia juga menyampaikan terkait kepentingan bahan pupuk organik yang dibutuhkan oleh petani.

"Kalau untuk pupuk mungkin bisa kami terima, dikarenakan mayoritas masyarakat disini bertani dan pupuk sekarang juga lagi mahal. Apabila kita nunggu pupuk subsidi mungkin bisa telat tanam, jadi alternatifnya ya pupuk organik yang murah dan gampang diproduksi," jelasnya.

Sementara itu M Agus Setiawan selaku ketua kelompok menyampaikan ada beberapa bahan yang digunakan dalam produksi POC ini. “Bahan utama POC yaitu sayuran sisa yang sudah tidak layak jual maupun konsumsi, yang dilarutkan ke air dengan volume 150 liter dan untuk pengurai menggunakan gula merah dan rendaman air beras, lalu ditutup supaya tidak terjadi penguapan secara berlebih dan dibuka dua hari sekali untuk pergantian siklus udara, pupuk dapat diaplikasikan selama dua minggu rendaman,” pungkasnya. 

Kelompok ini dibimbing oleh Teuku Kemal Fasya,S.Ag.,M.Hum sebagai Dosen Pendamping Lapangan (DPL). [fzl]


Kirim Komentar