Nelayan Dilatih Menggunakan Alat Tangkap Ikan Ramah lingkungan

SHARE:  

Humas Unimal
Dosen Unimal sedang melatih nelayan tradisonal menggunakan alat tangkap ikan ramah lingkungan di Gampong Hagu Selatan, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Minggu (5/10/2023).Foto :Ist

UNIMALNEWS| Lhoseumawe- Dosen Universitas Malikussaleh melatih nelayan tradisonal menggunakan alat tangkap ikan ramah lingkungan. Kegiatan berupa realisasi program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), dilaksanakan di Gampong Hagu Selatan, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhoksuemawe, Minggu (5/10/2023). Kegiatan pelatihan dilaksanakan sesuai dengan maraknya isu kerusakan lingkungan perairan  dan ekosistem laut saat ini.

Ketua PKM, Dr Faisal Matriadi yang didampingi Imamshadiqin MSi dan Chalirafi MSi sebagai anggota mengatakan, secara umum kerusakan lingkungan perairan memberi dampak bagi kehidupan manusia, terutama bagi nelayan tradisional yang mengantungkan hidupnya pada hasil tangkapan perikanan. Di sisi lain, rusaknya ekosistem laut juga mengancam usaha penangkapan ikan dalam jangka panjang. “Dari amatan awal ditemukan fakta bahwa telah terjadi penurunan drastis terhadap ekosistem laut yang ada di perairan Aceh, terutama di kawasan sekitar Kota Lhokseumawe, salah satu penyebab adalah kurangnya pengetahuan tentang penggunaan alat tangkap ikan, ”Katanya.

Menurutnya, penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan, seperti mini trawl atau cantrang serta jaring teri yang sangat rapat menjadi salah satu penyebab dari sekian banyak masalah hilangnya ikan di perairan Lhokseumawe. Dua alat tangkap tersebut telah terbukti banyak membunuh bibit-bibit ikan dan merusak karang dilaut. Bukan hanya itu, pola tangkap yang tidak selektif juga bisa menjadi pemicu kerusakan lingkungan perairan dan ekosistem laut, sehingga perlu diberi pemahaman dan pengetahuan bagi nelayan.   

Kechik Gampong Hagu Selatan Zulfitrian sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan dosen Unimal tersebut. Dia juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan daerah pesisir agar masyarakat nelayan dapat meningkatkan kesejateraan hidupnya. Apalagi banyak masyarakat pesisir Lhokseumawe yang menggantungkan hidupnya dari hasil melaut. “Ke depan kami berharap lebih banyak lagi kegiatan peningkatan skill dan pengetahuan nelayan dilakukan,”harapnya.

Semantara  Prof Saifuddin, Dr Mariyudi, dan Dr Ikramuddin yang juga hadir dalam kegiatan itu menambahkan, bahwa menjaga ekosistem laut merupakan upaya menjaga keberlanjutan usaha tangkapan nelayan tradisonal. Dengan demikian, mereka dapat memperkuat ketahanan dan pendapatannya. [ded]

 


Kirim Komentar