Dosen Teknik Unimal Ajak Masyarakat Manfaatkan Limbah Kopi Jadi Bahan Bakar 

SHARE:  

Humas Unimal
Dosen Fakultas Teknik Unimal menggelar sosialisasi dan uji coba produk biopelet berbahan baku limbah kopi bagi petani di Kabupaten Aceh Tengah Awal November lalu.. Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Takengon – Tim peneliti dari Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh (Unimal) melaksanakan sosialisasi produk rekakreasi biopelet berbahan baku limbah kopi. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan riset dengan mitra Koperasi Baitul Qiradh Baburrayan yang didanai oleh Kemendikbudristek melalui program Matching Fund Tahun 2023. 

Kegiatan pengenalan produk biopelet yang berlangsung di kantor utama Koperasi Baitul Qiradh Baburrayan di Kampung Wih Nareh, Kecamatan Pegasing, Takengon awal November lalu ini dihadiri oleh 130 peserta yang berasal dari enam kampung yang ada wilayah Kabupaten Aceh Tengah. Mereka merupakan petani kopi binaan koperasi Baburrayan. Selain itu, kegiatan ini juga turut dihadiri oleh pihak pemerintah, akademisi, serta pengusaha setempat.

Kepada Unimalnews, Ketua tim penelitian,  Dr Adi Setiawan mengatakan bahwa tujuan dari program ini ialah untuk menawarkan solusi dalam menyelesaikan salah satu masalah utama petani kopi yaitu limbah tanaman kopi dengan memanfaatkannya manjadi bahan bakar biopelet sebagai alternatif bahan bakar pengganti gas elpiji.

“Kegiatan ini bertujuan menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan melalui pengelolaan limbah yang tepat serta memperkenalkan produk inovasi biopelet limbah kopi yang tidak hanya membantu mengurangi potensi pencemaran lingkungan karena limbah, namun juga berpotensi menjadi produk unggulan yang bisa membantu ekonomi daerah atau masyarakat,”terang dosen Prodi Teknik Mesin Unimal ini.

Kegiatan penyuluhan ini terdiri dari dua sesi yaitu pemaparan dan uji coba produk. Pada sesi awal, Adi Setiawan memaparkan tentang keberadaan  limbah hasil perkebunan kopi dalam hal ini limbah yang berasal dari kulit ceri kopi, sekam/kulit tanduk, dan ampas kopi sekaligus menggugah kesadaran bersama akan pentingnya penanganan limbah perkebunan ini. Selanjutnya dipaparkan juga tentang beberapa metode efektif untuk menanggulangi limbah dan ditutup dengan pengenalan produk biopelet dari limbah kopi.

Pada sesi kedua di siang hari diadakan peragaan (demo) penggunaan produk biopelet. Pada kegiatan tersebut, kompor khusus biopelet digunakan untuk memasak air yang digunakan untuk menyeduh teh dan kopi serta memasak mi instan. Para peserta sangat antusias karena biopelet tersebut dapat dinyalakan dengan mudah, tidak berasap dan bertahan cukup lama.

Sebagian besar peserta yang hadir dalam kegiatan ini mengapreasi produk yang diperkenalkan oleh akademisi Unimal ini. Salah seorang peserta kegiatan, Misnan menyebutkan produk yang diperkenalkan sangat menarik dan bermanfaat karena mampu memanfaatkan limbah yang tidak bernilai menjadi produk yang bermanfaat. 

“Produk biopelet yang diperkenalkan tidak mudah remuk, mudah dinyalakan, tidak menghasilkan asap dan tidak cepat habis menjadikan produk ini memiliki keunggulan tersendiri,”tambah Misnan.

Selain dosen,  kegiatan ini juga turut melibatkan tujuh orang mahasiswa Unimal yang ikut dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Mahasiswa ikut andil dalam membuat produk biopelet dan juga mempraktikkan cara menggunakan produk tersebut kepada masyarakat. Kegiatan ini juga merupakan salah satu implementasi kerja sama antara koperasi Baburrayan dan Universitas Malikussaleh dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. [kur]


Kirim Komentar