UNIMALNEWS | Bukit Indah - Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University melaksanakan kegiatan kolaborasi dengan Universitas Malikussaleh dalam bentuk pelaksanaan kuliah tamu. Kolaborasi tersebut merupakan salah satu bentuk implementasi dari kerja sama yang sudah ditandatangi oleh Rektor Unimal dan Rektor IPB pada awal tahun 2023.
Kuliah tamu yang dilaksanakan oleh FEM IPB itu menghadirkan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unimal, Dr Mawardati sebagai narasumbernya. “Dipilihnya Mawardati karena dianggap tepat untuk berbicara tentang implementasi teori harga sektor pertanian, karena pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Pertanian selama dua periode,” ujar Falatehan, A. Faroby MPd.
Falatehan merupakan Secretary of Regional Management Development, Graduated School IPB, yang bertugas sebagai moderator dalam kegiatan tersebut. Kegiatan kuliah tamu itu dilaksanakan secara daring (online) pada Rabu, 29 November 2023.
Dalam kesempatan tersebut, Mawardati menyampaikan tentang teori Cobweb atau disebut juga teori jaring laba-laba. Teori Cobweb merupakan teori yang menjelakan siklus harga dan naiknya turunnya jumlah produksi pada jangka waktu tertentu, yang membaginya ke dalam tiga keadaan yaitu siklus yang mengarah pada fluktuasi yang jaraknya tetap, siklus yang mengarah pada titik keseimbangan, dan siklus yang mengarah pada eksplosi harga yakni berfluktuasi dengan jarak yang makin membesar.
Menurut Mawardati, Metode Teory Cobweb merupakan teori yang efektif dalam penentuan harga produk pertanian. Hal ini disebabkan produk pertanian bersifat tidak elastis, maka dalam jangka panjang permintaan pendapatan terhadap barang-barang pertanian cenderung rendah, yaitu kenaikan dalam pendapatan hanya menimbulkan kenaikan yang kecil saja terhadap permintaan. Sementara, dalam jangka pendek disebabkan kebanyakan hasil-hasil pertanian merupakan barang kebutuhan pokok harian, yaitu digunakan setiap hari sehingga walaupun harganya sangat meningkat namun jumlah yang sama masih tetap harus dikonsumsi. “Sebaliknya pada waktu harga sangat merosot konsumsi tidak akan banyak bertambah karena kebutuhan konsumsi yang relatif tetap. Dengan demikian, harga produk pertanian akan mengalami perubahan yang sangat besar jika penawarannya mengalami perubahan,” jelas Mawardati.
Selain tentang harga, Mawardati juga menyinggung tentang subsidi bagi petani dan pelaku agribisnis dalam paparannya. Subsidi pertanian adalah subsidi dari pemerintah yang dibayarkan kepada petani dan pelaku agribisnis untuk melengkapi sumber pendapatan mereka, mengelola suplai komoditas pertanian, dan mempengaruhi permintaan dan penawaran komoditas tertentu. Komoditas yang disubsidi bervariasi mulai dari hasil tanaman sampai hasil peternakan. “Pemberian subsisidi akan memberikan dampak kepada turunnya biaya produksi sehingga akan menjadikan turunnya harga produk yang dihasilkan,” pungkasnya. [ryn]