Dua Dosen Unimal Kolaborasi Pengabdian di Malaysia

SHARE:  

Humas Unimal
Dua Dosen Unimal Kolaborasi Pengabdian di Malaysia. Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Kuala Lumpur - Dosen Universitas Malikussaleh, Likdanawati MSi dan Dr Syarifah Akmal bersama dosen Universitas Sains Cut Nyak Dhien (USCND) Langsa, Dr Syarifah Yusra memberikan pendampingan kapasitas Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia yang berlangsung di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (10/12/2023).

Kegiatan ini difasilitasi oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sharing sebagai agenda kegiatan pengabdian masyarakat yang mensasar para pekerja migran Indonesia di Malaysia. 

Bedasarkan rilis yang diterima Unimalnews, Senin (18/12/2023), Likdanawati MSi, salah satu dosen dari Unimal menjelaskan bahwa para PMI ini banyak yang mengadu nasib demi penghidupan yang layak di negara Malaysia. Namun, dalam perjalanannya mereka menghadapi kerentanan resiko.

Ia juga menyampaikan bahwa dari hasil pantauan banyak PMI yang diserahkan ke KBRI karena banyak masalah, seperti terkait hal dokumen, pelanggaran hak-hak pekerja dan perdagangan manusia yang dialami oleh PMI di Malaysia. Hal ini menjadikan beban emosional bagi para PMI yang berharap untuk dapat segera dipulangkan ke tanah air. 

"Namun, dalam pemulangan juga terkadang membutuhkan waktu yang lama, karena harus melalui kebijakan pemerintah Malayasia, bahkan ada yang sudah melalui waktu sampai 1 tahun dipenampungan KBRI," katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa ini tentu bukan waktu yang singkat, waktu yang dilalui tanpa melakukan kegiatan apapun membuat rasa jenuh bagi para pekerja Migran Indonesia (PMI) di penampungan KBRI. "Untuk mengisi kekosongan dan rasa jenuh para PMI, kami dari dosen Unimal dan USCND melakukan kolaborasi pengabdian masyarakat internasional yang difasilitasi oleh LSM Sharing," ucapnya.

Likdanawati dalam materinya kepada PMI menjelaskan bagaimana mengelola keuangan terkait prioritas keinginan dan kebutuhan sehingga para PMI tidak tergiur dengan hal-hal yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

"Tidak sedikit yang harus memaksakan diri dengan hutang yang akhirnya tidak mampu membayar seperti melalui pinjol (pinjaman online) dan untuk menyelesaikan hutang berupaya menjadi PMI yang kadang hasilnya tidak seperti diharapkan," ungkap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis itu.

Dr Syarifah Akmal, dosen Fakultas Teknik Unimal yang juga datang dan memberikan pendampingan kepada para PMI ini. Pada kesempatan yang sama, ia juga menguatkan agar para PMI terus berkarya, sehingga jangan ada kata putus asa. "Banyak peluang-peluang baru kedepan yang menjadikan harapan baru untuk menjadi para PMI tumbuh menjadi lebih baik setelah pulang ke Indonesia," jelasnya.

Sementara itu, Dr Syarifah Yusra selaku dosen Pertanian USCND menyampaikan bagaimana PMI dapat mengisi kegiatan dengan hal positif seperti bercocok tanam dengan media sederhana, seperti dalam botol aqua, ember bekas, memanfaatkan tanah yang sempit. 

"Hal ini selain mendapatkan manfaat panen hasil tanaman yang dapat dikonsumsi bersama-sama, juga dapat membantu menyelesaikan persoalan phisikologis ketika tanaman bisa dipanen bersama-sama dan mampu meningkatkan kepercayaan diri sehingga ketika pulang ke Indonesia, praktik ini dapat dilanjutkan yang kemudian dapat menjadi peluang usaha," terangnya.

Kegiatan pengadian ditutup oleh Atase KBRI Kuala Lumpur, Prof Muhammad Firdaus. Pada kesempatan tersebut, Ia mengharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin setiap bulannya. "Kegiatan ini dapat dilaksanakan sebulan sekali di masa akan datang secara luring," ujarnya.

Ketua LSM Sharing, Ikhyanuddin MAcc juga menyampaikan bahwa kegiatan ini akan difollow up dengan bantuan modal usaha kepada PMI yang sudah kembali ke Indonesia. 

"Kami mencoba menggalang partisipasi masyarakat lewat organisasi masyarakat, lembaga keagamaan untuk melakukan edukasi dan pengawasan secara masif, agar tercipta kewaspadaan kolektif dan mampu mengidentifikasi modus dan bujukan dari oknom-oknum yang bertugas merekrut pekerja," tutupnya. [fzl]


Kirim Komentar