Antropolog Unimal : Semua Ketua Partai Pemenang Pemilu di Aceh Layak Jadi Gubernur

SHARE:  

Humas Unimal
Antropolog politik Universitas Malikussaleh, Teuku Kemal Fasya

 

UNIMALNEWS | Banda Aceh – Antropolog politik Universitas Malikussaleh, Teuku Kemal Fasya, menyatakan bahwa semua “partai pemenang” Pemilu Legislatif 2024, layak diajukan sebagai calon gubernur Aceh. Hal itu diungkapkan dalam diskusi publik berjudul “Siapa Sosok Gubernur Aceh ke Depan”, yang dilaksanakan oleh Aceh Resource and Development (ARD), di Moorden Café, Banda Aceh, pada Kamis (25/14/2024).

Diskusi itu menghadirkan pembicara adalah Yocerizal (redaktur cetak Serambi Indonesia), Teuku Kemal Fasya (dosen Universitas Malikussaleh), Reza Idria (dosen UIN Ar-raniry), dan Aryos Nivada (dosen Universitas Syiah Kuala). Adapun yang menjadi moderator adalah Akmal Abzal, mantan anggota KIP Aceh.

Dalam kesempatan itu Kemal menyatakan bahwa Pemilu legislatif serentak yang dilaksanakan pada 14 Februari 2024 lalu telah meninggalkan banyak trauma, baik bagi partai yang sukses atau pun tidak.

“Cukup banyak tekanan dan juga dinamika yang berkaitan dengan pelaksanaan Pileg dan Pilpres kemarin, yang hasilnya tidak bisa dilepaskan dengan persiapan menuju Pilkada 2024 ini”.

Lebih lanjut, Kemal yang juga kepala UPT Bahasa, Kehumasan, dan Penerbitan Unimal mengatakan bahwa hasil Pilpres di Aceh memberikan dampak ekor jas (coattail effect) bagi partai-partai pendukung Anies – Muhaimin, yaitu Nasdem yang mendapatkan 10 kursi di DPRA dan PKB memperoleh 9 kursi, karena keberhasilan pasangan itu mendapatkan 74 persen dari suara Pilpres di Aceh. Demikian pula, Golkar yang tidak terdampak dari kekalahan Prabowo-Gibran di Aceh masih berhasil mendapatkan 9 kursi juga luar biasa.

“Makanya, ketiga ketua partai itu layak untuk maju sebagai calon gubernur Aceh, mendampingi kontestasi dengan pemenang dari Partai Aceh, yaitu Muzakir Manaf. Mereka telah berkeringat dan menjaga irama partai sehingga tetap sukses pada Pemilu lalu,” ungkapnya.

Majunya semakin banyak calon, termasuk yang tidak berbasis partai, akan memberikan banyak kesempatan bagi publik Aceh untuk bisa memiliki banyak pilihan, tutupnya.[tmi]


Kirim Komentar