Mahasiswa Unimal Luncurkan Program Candu Diksi

SHARE:  

Humas Unimal
Mahasiswa yang mengikuti PKM-PM didampingi Dosen Pemdamping Lapangan Arnawan Hasibuan,PhD, bersama sejumlah guru MTsS Nisam, Kabupaten Aceh Utara, sesaat setelah meluncurkan program "Candu Diksi", beberapa waktu lalu, Foto: Ist

UNIMALNEWS | Aceh Utara- Mahasiswa Universitas Malikussaleh meluncurkan program “Candu Diksi (Cerita Daerahku Berbasis Augmented Reality 3D)” di MTsS, Kecamatan Nisam, Aceh Utara, beberapa waktu lalu. Kegiatan tersebut merupakan salah satu Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM). Program ini dimaksudkan untuk  mengembalikan eksistensi cerita rakyat yang banyak terdapat di daerah Aceh.

Ketua tim PKM-PM, Riezka Maghfirah mengatakan program “Candu Diksi” yang dilaksanakan tersebut merupakan upaya untuk menggabungkan teknologi augmented reality 3D dengan kearifan lokal Aceh. Peran teknologi dapat menstimulus masyarakat, terutama kaum remaja agar mereka tertarik membaca kembali berbagai cerita rakyat yang ada di Aceh.

“Rencananya kita akan menerbitkan buku cerita berbarcode augmented reality 3D dan akan dipasarkan ke seluruh toko buku yang ada di Aceh. Sebagai percontohan kita awali program ini di MTs Nisam,”katanya.  

Dia berharap program yang diluncurkan dirinya bersama tim yang merupakan mahasiswa dari berbagai prodi, yaitu Naiza Ferona dari Program Studi Psikologi, M Fitra dari Teknik Elektro, serta Alfin Syatriawan dan Mumtazia Wildan dari Prodi Teknik Informatika akan mendapat respon positif masyarakat, karena selama ini sangat sulit menemukan buku-buku yang mengulas cerita rakyat Aceh. Dengan demikian akan ada pewarisan budaya berupa cerita-cerita yang melegenda di tengah-tengah masyarakat Aceh,”ujarnya.

Sementara dosen pendamping, Arnawan Hasibuan,PhD sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan mahasiswa bimbinganya. Apalagi dengan adanya program ini bisa menjadi salah satu media guna melestarikan cerita rakyat Aceh. “Kita berharap program ini dapat ditiru oleh mahasiswa lain agar kita punya warisan budaya berupa cerita daerah yang tentunya berbeda di setiap daerah yang ada di Aceh,” pungkasnya. [ded]


Kirim Komentar